Hits: 464

Jenni Sihombing / Gabriella Prily

Pijar, Medan. Siapa yang tidak kenal dengan Roti Ketawa? Kue kering yang berasal dari Sumatra Utara ini merupakan makanan yang cukup diminati oleh semua kalangan.

Masih banyak peminat roti ketawa yang tidak mengetahui alasan roti ini disebut sebagai roti ketawa. Alasannya tentu tak jauh dari penglihatan kita sendiri di mana permukaan roti ini memiliki bentuk yang merekah sehingga membentuk sebuah senyuman yang kita kenal dengan seperti orang yang sedang tertawa.

Beberapa daerah mengenal roti ini sebagai Onde-Onde Ketawa. Beberapa orang akan menyangka onde-onde ketawa sama dengan onde-onde pada umumnya, karena bentuknya yang bulat dengan wijen yang bertaburan di permukaannya. Padahal kedua makanan tersebut memiliki perbedaan yang cukup jauh.

Onde-onde yang sering kita temui memiliki bentuk yang bulat dengan isian berupa kacang hijau dan tekstur yang lebih lembut. Beda halnya dengan roti ketawa yang memiliki bentuk bulat merekah tanpa ada isian didalamnya. Roti ini juga memiliki tekstur yang keras, gurih, dan padat.

Seiring dengan perkembangan dunia kuliner, kini roti ketawa memiliki berbagai macam ukuran mulai dari yang berukuran kecil, sedang, hingga sebesar kepalan tangan. Tidak hanya bentuknya yang beragam, warna dan rasanya juga mengalami perkembangan, seperti rasa pandan yang berwarna hijau, rasa cokelat yang berwarna cokelat gelap, bahkan sampai kepada rasa durian. Wijen yang bertaburan dipermukaan roti ini juga memiliki dua varian warna, hitam dan putih.

Roti ini memiliki tekstur yang keras nan rapuh dengan bentuk permukaannya yang merekah. Jadi bukan roti ketawa namanya jika tidak memiliki rekahan di bagian permukaannya. Nah, untuk menghindari hal tersebut kita perlu memperhatikan beberapa hal dalam proses pengelolaannya.

Hal pertama yang harus diperhatikan ialah pembuatan roti ini harus menggunakan tepung terigu protein sedang untuk mendapatkan hasil kematangan yang pas, tidak renyah, dan tidak terlalu keras. Penggunaan backing powder yang sudah terlalu lama terkena udara luar akan menurunkan kualitas dari roti ketawa tersebut. Bentuk permukaannya yang merekah disebabkan oleh adonannya yang tidak lembek dan tidak terlalu keras, serta minyak yang dipakai untuk menggoreng roti ini harus benar-benar panas dengan api yang tidak terlalu besar agar roti ketawa dapat matang dengan sempurna.

Roti ini sangat cocok untuk dinikmati di sore hari bersama dengan secangkir teh atau kopi hangat, dan jangan lupa untuk mengajak sahabat atau saudara untuk menikmatinya bersama di saat santai sambil tertawa. Hal ini akan menciptakan sensasi yang hangat dan tenang. Hanya dengan memakan dua roti ketawa berukuran sedang saja dapat memberikan rasa kenyang dikarenakan isinya yang padat, sehingga roti ini dapat disantap ketika sedang lapar.

Bagi kalian yang ingin menikmati roti ketawa dengan sensasi roti yang hangat dan lembut dimulut, dapat mengonsumsi roti ketawa dalam keadaan masih panas. Dan untuk yang ingin menikmati roti ketawa dengan sensasi yang lebih keras dan rapuh dapat mengonsumsiya ketika roti tersebut dalam keadaan dingin.

Walaupun roti ini lebih banyak diperjualbelikan di Kota Pematang Siantar, namun saat ini roti ketawa atau onde-onde ketawa telah tersebar di berbagai wilayah di kota Medan dan sekitarnya. Di Medan sendiri, roti ketawa ini dapat dijumpai di toko oleh-oleh dan warung tertentu, bahkan dapat dibeli secara online. Harga dari roti ini tergolong cukup murah, mulai dari Rp15.000, sampai Rp30.000, per bungkus. Sobat Pijar tertarik untuk mencobanya?

Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang

 

 

Leave a comment