Hits: 566
Arya Duta / Jenni Sihombing
Pijar, Medan. Indonesia memang terkenal dengan kulinernya yang cukup beragam dan juga unik. Salah satu contohnya adalah kuliner tradisional khas Banten yang bernama kue Kontol Sapi. Penamaannya yang unik memang terkadang menimbulkan kesalahpahaman bagi orang yang baru mendengarnya. Walaupun memiliki nama yang sedikit nyeleneh, ternyata kuliner ini sama sekali tidak memiliki campuran daging sapi atau kelamin sapi seperti halnya namanya.
Apabila dilihat dari sejarahnya, kebanyakan masyarakat Banten menamainya dengan nama demikian, lantaran bentuknya yang panjang, pipih dan oval dianggap menyerupai bentuk dari kelamin sapi.
Meskipun begitu, kenikmatan rasa yang manis dan gurih menjadi cita rasa tersendiri dari kue ini. Bahannya yang terbuat dari tepung beras ketan menciptakan tekstur yang padat, kenyal dan juga lembut.
Melihat dari segi bentuk dan bahan pembuatannya, kudapan yang satu ini mirip dengan beberapa tradisional di beberapa daerah di Indonesia. Di Sulawesi misalnya, ada sebuah kuliner yang terbuat dari tepung beras ketan dengan campuran parutan kelapa lalu digoreng dan dibaluri gula layaknya kue Kontol Sapi, tetapi dengan nama yang berbeda yaitu Teripang. Sedangkan di daerah lain seperti daerah Betawi, masyarakat di sana biasa menyebutnya dengan nama Gemblong.
Seiring dengan semakin beragamnya jenis jajanan, kuliner yang satu ini memang sudah mulai jarang dijumpai bahkan di wilayah Banten sendiri. Di Medan sendiri, kudapan tradisional ini dapat ditemukan di beberapa tempat penjaja gorengan atau kue basah dengan harga hanya Rp1.000 per buahnya.
Kue unik ini sendiri cocok disantap sebagai camilan di sore hari ditemani secangkir kopi ataupun teh manis. Kudapan ini juga cocok menjadi salah satu camilan anak-anak karena rasanya yang manis serta menyehatkan.
Kontol Sapi adalah salah satu jenis kudapan tradisional yang gampang dibuat serta tidak ribet. Bahan-bahan yang digunakan pun sedikit dan mudah ditemukan di pasar-pasar Indonesia, baik pasar tradisional maupun modern.
Bahan yang digunakan untuk adonan kue ini adalah beras ketan, tepung kanji, kelapa, santan, margarin, dan garam. Cara pembuatannya juga masih sangat tradisional. Beras ketan direndam ke dalam air selama beberapa jam. Ketika sudah lembut, beras ketan tersebut dimasukkan ke dalam lesung untuk ditumbuk sampai halus. Lanjut, beras ketan yang sudah halus tersebut dicampurkan dengan parutan kelapa, santan dan bahan-bahan lainnya.
Setelah adonan jadi, kemudian dibentuk menjadi bulatan oval pipih di telapak tangan, pastikan jangan terlalu besar agar adonan nantinya bisa matang dengan merata sampai kebagian dalam. Tahapan selanjutnya adalah menggoreng adonan tersebut ke dalam minyak panas lalu tiriskan.
Setelah dingin, tahapan terakhir dan yang paling penting adalah menyelimuti gorengan beras ketan tersebut dengan gula merah atau putih yang telah dilelehkan sebelumnya dan biarkan hingga mengering di permukaan kue ini. Hasilnya kita akan mendapatkan rasa gurih saat digigit bercampur dengan manisnya gula serta sensasi kenyal di mulut. Wah, menarik yaa!
(Redaktur Tulisan: Muhammad Farhan)