Tangkas Leader Agent&Co berkolaborasi dengan Puan Bisa sukses mengadakan webinar yang bertajuk “Woman Empowerment: Peran Wanita di Masa Kini”. Acara ini bertepatan dengan peringatan International Women’s Day atau Hari Perempuan International.
Hits: 22Chairunnisa Asriani Lubis Waktu sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi. Namun, sangat payah untuk aku membangkitkan diri dari tempat tidur.…
Mungkin Sobat Pijar pernah mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh kebanyakan perempuan bahwa lebih nyaman berteman dengan lelaki saja, karena perempuan itu cenderung ribet dan suka bergosip.
Saat ini STEM sedang marak dikembangkan di Indonesia untuk mendukung peningkatan standar internasional dalam bidang teknologi dan sains. Akan tetapi, menurut hasil survei dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) pada tahun 2019 diperkirakan hanya 20% para periset di bidang sains, teknologi, dan inovasi yang merupakan kaum wanita. Dalam hal ini tendensi kaum wanita lebih memperlihatkan minimnya ketertarikan mereka akan bidang STEM. Dengan demikian, diperlukan lebih banyak upaya untuk menarik dan mempertahankan wanita berkarier di bidang STEM.
Banyak masyarakat yang berpikir bahwa kesetaraan gender merupakan suatu perilaku buatan budaya barat. Di mana kesetaraan gender yang ada, tidak sesuai dengan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam. Layanan Pengaduan Kekerasan Seksual, yang berada di Institut Teknologi Sumatera mengadakan sebuah webinar bertemakan, “Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Islam” demi meningkatkan pengetahuan masyarakat, pengetahuan Indonesia dalam kesetaraan gender.
Ternyata, tanpa disadari bisa saja kita mengidap “penyakit” yang biasa dikenal dengan istilah internalized misogyny. Internalized misogyny terjadi ketika kebencian terhadap perempuan tanpa disadari menjadi bagian dari cara pandang seseorang. Biasanya, seorang perempuan mudah menjauhkan diri atau merendahkan perempuan lain, yang menurutnya tidak sama dengan standar yang ia yakini.
Paras Cantik Indonesia merupakan sebuah serial web dokumenter hasil kolaborasi Indonesia Kaya bersama seniman multitalenta, ?dr. ?Tompi ?dan ?Visinema Content yang diinisiasi oleh Djarum Fondation. Dalam kolaborasi ini, mereka mencoba untuk menarasikan nilai-nilai di balik kecantikan yang bukan hanya sekadar tentang tampilan wajah, namun dengan proses perjuangan, pergerakan, harapan dan kebaikan terhadap sesama orang yang berada di sekitar dengan mengikuti keseharian.
Namun sayang, dipandang cantik justru malah menjadi boomerang bagi pesebak bola putri ini. Ketika Basia dan timnya menerima kekalahan, netizen seakan melempari mereka dengan kalimat-kalimat negatif, seperti ‘pantasan kalah, menang cantik aja’. “Saat menang dijunjung, namun saat kalah dihujat bahkan sampai dijapri ngata-ngatain fisik, dikatain lebih cocok jadi selebgram daripada main bola,” tambah Basia.
Tantangan yang muncul, mengakibatkan adanya ketidaksetaraan gender dalam kehidupan. Khususnya pada kehidupan para wanita. Maka dari itu, UN Women bersama Indosat Ooredo melakukan beberapa survei. Mereka mengumpulkan data terbaru mengenai dampak covid terhadap perempuan dan laki-laki yang posisinya rentan jatuh dalam kemiskinan. Di mana survei ini dilakukan melalui sms kepada para pengguna indosat.
Dipandu oleh Hinggista Carolin sebagai moderator, Women in Communcation menghadirkan pembicara yang sangat berpengalaman di bidang komunikasi. Putri Sa’ud yang merupakan voice over artist dan Shafinaz Nachar seorang news presenter RCTI memberikan pandangan mereka mengenai perempuan yang seharusnya boleh mengutamakan pendidikan. Dengan pendidikan, perempuan akan lebih dihargai serta dihormati.
Pendidikan merupakan aspek yang penting, karena dengan memiliki pendidikan kita dapat melihat dunia dari