Hits: 130
Meylinda Pangestika Gunawan
Don’t generalize yourself with the girls out there. We are beautiful in our way and prove that we are #womensupportwomen. -Anonymous
Pijar, Medan. Wanita adalah makhluk yang kejam. Mereka terkadang dapat melakukan apa saja untuk menonjolkan dirinya sebagai yang terbaik, layaknya singa sang raja hutan dalam mempertahankan teritorialnya.
Mungkin Sobat Pijar pernah mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh kebanyakan perempuan bahwa lebih nyaman berteman dengan lelaki saja, karena perempuan itu cenderung ribet dan suka bergosip. Pernyataan lainnya dapat berupa membandingkan diri dengan perempuan lainnya, seperti “Aku ga suka pake makeup, cuma pakai bedak bayi doang cukup“. Nah, sikap seperti ini dinamakan pick me girl.
Fenomena atau sikap pick me girl sendiri adalah keadaan di mana perempuan memandang rendah perempuan lain yang memiliki sikap feminim. Sikap seperti ini dilakukan untuk mendapat validasi atau perhatian dari lawan jenis dengan menunjukkan bahwa mereka lebih keren dan berbeda dengan perempuan lainnya yang feminim.
Memiliki sikap ini membuat perempuan memaksa untuk menolak sisi feminim mereka, padahal feminim adalah sifat yang wajar dimiliki dan setiap orang, terutama seorang perempuan. Pick me girl umumnya pernah terjadi pada setiap perempuan tanpa mereka sadari.
Selain pick me girl ada juga istilah internalized misogyny, hal itu di mana ketika perempuan menerima pandangan atau stereotip yang bersifat seksisme. Kedua hal ini memiliki korelasi di mana internalized misogyny terhubung dengan psikologis wanita yang kemudian akan menyebabkan sikap pick me girl muncul.
Sikap pick me girl ini juga membuat seorang perempuan cenderung memiliki sifat egois. Tanpa disadari ketika kita memiliki sikap tersebut, kita akan secara jahat dan menghakimi gaya hidup perempuan lain serta menganggap punya kita adalah yang terbaik.
Melansir dari Psychology Today, Noam Shpancer, Ph., D. Seorang psikolog dan penulis buku The Good Psychologist mengatakan, “Ketika perempuan mulai mempertimbangkan untuk dihargai laki-laki sebagai sumber kekuatan, nilai, pencapaian, dan identitas utama mereka, perempuan dipaksa bersaing dengan perempuan lain untuk mendapatkan hadiah itu.”
Sama halnya dengan literatur yang ditulis oleh Tracy Vaillancourt yang merupakan profesor di University of Ottawa menemukan fakta bahwa perempuan pada umumnya mengekspresikan agresi tidak langsung terhadap perempuan lain. Hal ini dilansir dalam kompas.com.
Agresi yang mereka lakukan merupakan cara mereka untuk memperkenalkan diri dengan merendahkan saingan atau perempuan lain dan sikap pick me girl salah satu bentuknya. Perlu diketahui pula bahwa sikap tersebut yang membuat standar kecantikan itu tercipta.
Tentunya sebagai seorang perempuan kita harus saling mendukung antar sesama dan membuktikan women supporting women sesuai dengan kenyataan. Membebaskan pilihan hidup perempuan lain adalah salah satu bentuk women supporting women. Tidak perlu validasi dari perempuan lain bahkan lawan jenis, karena setiap perempuan tetap keren tanpa validasi itu. Perempuan keren ketika mereka tahu apa yang mereka mau dan harus apa dalam hidup mereka.
(Redaktur Tulisan: Muhammad Farhan)