Hits: 7

Ibu Sinunur Silalahi (38) harus memeras keringat dan membanting tulang dengan bekerja sebagai penarik becak mesin di kawasan Universitas Sumatera Utara (USU) demi masa depan kedua anaknya. Foto : Yudha Ikhsan.

Pijar, Medan. Kata pepatah dibalik seorang pria  hebat, pasti ada wanita yang menakjubkan. Kalimat itu bukanlah sebuah isapan jempol semata. Hal ini dapat dilihat dari melihat semakin hebatnya pengaruh seorang wanita di sebuah keluarga ataupun dalam pemerintahan pada dewasa ini. Emansipasi wanita sudah menjadi hal yang lumrah dalam segala hal dewasa ini. Mulai dari pekerjaan hingga kepemimpinan, perempuan memiliki peranan di dalamnya.  Hal ini dapat dilihat dari keberadaan wanita-wanita yang dapat menduduki jabatan tertinggi dan mempunyai  pengaruh hebat di dunia saat ini. Angela Merkel (Kanselir Jerman), Dilma Rousseff (Presiden ke -37 Brazil), dan  Christine Lagarde (Pemimpin IMF – International Monetary Fund) merupakan contoh dari beberapa nama perempuan yang memiliki peran besar di dunia

Sebenarnya banyak terdapat wanita hebat di sekeliling kita, namun terkadang kita tidak memperhatikannya. Salah satunya adalah Ibu Sinunur Silalahi (38). Wanita yang telah mempunyai dua anak ini, merupakan seorang penari becak mesin di sekitar kampus USU(Universitas Sumatera  Utara). Beliau menekuni pekerjaan ini, karena hanya  satu tujuan, yaitu agar cita-cita kedua anaknya tercinta tercapai walaupun dia sampai harus memeras keringat dan membanting tulang dengan menarik becak mesin. Perempuan kelahiran Kisaran, pada tahun 1975 ini, sudah hampir empat tahun melakoni pekerjaan ini dari jam 07.00 pagi hingga 19.00 malam. Walaupun beliau harus menjalani dua peran sekaligus yaitu sebagai  penarik becak mesin dan ibu rumah tangga, dia tidak pernah absen untuk tetap mengurusi anak dan rumah tangganya. Setiap hari beliau tetap membuat masakan yang sehat untuk keluarganya dan sering menemani juga memberi motivasi kepada anaknya agar tetap rajin belajar.

Sebelum beralih profesi menjadi penarik becak mesin, beliau ini sudah sering menjalani pekerjaan yang lainnya seperti sebagai pembantu rumah tangga dan sebagai pedagang kelontong. Menurut beliau, pekerjaan sebelumnya terlalu menguras tenaga dan selalu membuat dirinya tertekan batin. Sehingga, suatu hari dia berinisiatif untuk menarik becak mesin, mengikuti  pekerjaan suaminya. “Aku menikmati pekerjaan sebagai tukang becak mesin ini, aku bisa santai, tidak banyak pikiran namun pendapatan untuk membantu biaya pendidikan anak  didapatkan” ujarnya. Profesi yang tidak umum dan jarang dilakukan oleh wanita ini, berperan besar dalam meringankan  biaya pendidikan kedua anaknya, hingga beliau dapat menyekolahkan kedua anaknya hingga ke bangku SMK.

Pemasukan dari menarik becak mesin yang tidak menentu, membuat Ibu Sinunur Silalahi harus berpikir keras untuk memutar pendapatan antara biaya sekolah dan biaya keperluan rumah tangganya. Foto : Yudha Ikhsan.

Namun, ketika himpitan ekonomi yang semakin menjepit, suatu keadaan baru yang tidak disangka membuat semakin memburuk. Peraturan baru USU dengan memberikan transportasi alternatif untuk mahasiswa  seperti pisau bermata dua. Disatu pihak kebijakan terbaru tersebut meringankan juga memudahkan para mahasiswa, sementara dilain hal tesebut semakin membuat para penarik becak mesin semakin merana dan semakin kehilangan pelanggannya.  Hal tersebut yang membuat, pendapatan penarik becak mesin terutama ibu nur ini semakin sedikit.  Karena  pemasukan  pendapatan dari menarik becak mesin  yang tidak menentu, mulai  dari rataan Rp  60.000 sampai  Rp 100.000 per hari, membuat ibu penyuka acara-acara inspiratif ini, harus berpikir keras untuk memutar pendapatan antara biaya sekolah dan biaya keperluan rumah tangganya. Terkadang jika ada waktu, beliau sering membuat kue-kue tradisional yang akan dititipkan di warung di dekat rumah. Jika tidak ada modal yag tersisa, sering dia melakukan pekerjaan mencari botot ke pasar tradisional.

Pengalaman wanita yang menduduki bangku pendidikan hingga SMEA di SMEA Alwashliyah ini sangat beragam. Mulai dari mahasiswa yang sering mengutang,  kecelakaan karena tabrakan angkot, hingga gangguan dari geng bermotor. Namun, dari sekian beragamnya pengalaman beliau, hal tersebut tidak menyurutkan semangat beliau untuk mencari nafkah yang halal. Pengalaman-pengalaman tersebut dijadikan cambuk pemicu semangat beliau, untuk terus berusaha bekerja keras untuk mencari pendapatan agar anak-anaknya tetap bersekolah.

Wanita adalah makhluk yang hebat. Kemampuan yang dimilikinya harusnya dapat dimaksimalkan sebaik mungkin. Jangan sampai terjebak dengan kebiasaan masa lalu yang sangat terbelakang dan hanya menjadi orang ke dua di keluarga.  Wanita harus visioner dan maju ke depan juga bertindak hebat dalam menyokong keluarga. “Perempuan dulu sama sekarang sudah beda. Perempuan sekarang sudah pada hebat juga maju dan aku berharap aku bisa hebat melalui cara aku sendiri”, ujarnya diiringin deraian tawa. Banyak ilmu dan pengalaman yang dapat kita tarik dari sosok ibu Nur ini, dari kegigihan, kerja keras, berpikiran maju, dan tidak malu dengan pekerjaannya. Sosok-sosok seperti ini haruslah dapat menjadi inspirator para wanita-wanita diluar sana.[yi]

Leave a comment