Hits: 29
Pijar, Medan. Masa depan dunia komunikasi kian berpijar. Kian pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi diiringi dengan meningkatnya minat insan muda kreatif, seakan memberikan peluang besar bagi mereka untuk dapat berkecimpung di dunia komunikasi. Berbagai bidang dalam komunikasi seperti bidang jurnalistik, public relation, termasuk dunia penyiaran (broadcasting) yang saat ini tengah menjadi incaran kawula muda tampak memberikan sebuah harapan cerah kepada mereka.
Minat itu ditandai dengan meningkatnya jumlah mahasiswa baru di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun ajaran 2012-2013. USU tahun ini menerima sekitar 140 mahasiswa di departemen yang didirikan pada tahun 1983 itu. Berbeda dengan tahun sebelumnya mencapai 122 orang.
Semua mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi berhak memanfaatkan kesempatan di masa-masa kuliah untuk memperluas wawasan atau mematangkan kemahiran melalui organisasi-organisasi internal atau eksternal kampus. Anisa Febrina Hasibuan misalnya mengaku memilih kuliah di Departemen Ilmu Komunikasi USU karena sangat meminati bidang desain visual dan fotografi. Kemampuannya dalam bidang desain visual telah ia asah sejak ia menimba ilmu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berkonsentrasi dalam bidang multimedia.
Gadis yang biasa disapa Icha ini dengan sangat baik memanfaatkan masa-masa kuliahnya aktif di sejumlah organisasi. Baginya kegiatan itu bermanfaat demi mengasah kemahiran utamanya dan tentu saja untuk belajar berorganisasi. “Selain itu kegiatan berorganisasi penting dilakukan sebagai sarana memperluas jaringan dan berbagi wawasan dengan para sahabat,” kata Icha. Dara kelahiran 21 Februari 1993 ini memang terkenal aktif di berbagai organisasi kampus, di antaranya Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (IMAJINASI) FISIP USU, Radio USU KOM, Fotografi Komunikasi USU (FOKUS), Mahasiswa Gandrung Cinema (MAGACINE), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di FOKUS Icha didaulat menjabat Kepala Bidang Event periode 2010-2011. Selain itu ia juga kerap didapuk sebagai master of ceremony dalam beragam acara di kampus.
Sekali peristiwa Icha pernah merasa minder tatkala bergabung di FOKUS, karena ia belum memiliki kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kamera itu adalah alat standar bagi anggota di organisasi itu. Gara-gara minder Icha memutuskan keluar dari FOKUS. Syukurlah itu tidak berlangsung lama, hingga Icha menetapkan hati kembali ke FOKUS dengan menenteng kamera DSLR.
Pencapaian itu tidak memuaskan Icha. Ia pun mencoba menjajal kemampuannya menyelami dunia penyiaran. Melalui audisi penyiar Radio USU KOM pada 2010 Icha akhirnya berjaya lolos sebagai penyiar di radio komunitas itu. Di radio ini, Icha yang mengidolakan penyiar radio Reni Mait ini merasa betah dan “exist” hingga sekarang.
Banyaknya organisasi yang ia geluti dan beragam agendanya memaksa Icha harus berbagi waktu dengan jadwal kuliah. Ia menolak anggapan bahwa terlampau aktif berorganisasi selalu berdampak negatif terhadap kegiatan akademik. Menurutnya, organisasi yang ia geluti adalah apa yang ia sukai dan ia tidak merasa terbebani dengan masalah tersebut. “Aktif berorganisasi bukan alasan, saya saja yang terlalu menganggap remeh terhadap perkuliahan,” ujar cewek yang menyukai warna biru ini.
Segala pencapaian Icha itu didorong kuat oleh sang Ayah yang sekaligus sumber inspirasinya. “Ayah nggak suka kuliahku berantakan gara-gara organisasi. Jadi, didikan keras ayah memacu semangatku.Namun demikian saya harus mengatakan bahwa berorganisasi adalah rumah keduaku,” lirih Icha saat ditemui di Radio USU KOM, Senin siang (10/9). [nk]