Hits: 2233
Rizha Ananda
Pijar, Medan. Teman-teman tahu makanan yang disebut dengan bacang? Mungkin makanan ini cukup terdengar asing di telinga. Bacang atau bakcang, merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan berisi daging, dibungkus dengan daun bambu dalam bentuk limas segitiga. Bakcang juga termasuk ke salah satu makanan tradisional dari masyarakat Tionghoa.
Selain itu, terdapat pula sejarah yang unik dalam makanan bakcang ini. Sebelum dijual secara umum, makanan ini hanya dimakan pada saat perayaan suku Tionghoa di Indonesia, yaitu festival Peh Cun atau biasa disebut dengan Festival Perahu Naga. Pada festival ini, orang-orang Tionghoa akan sembahyang kepada para leluhur dan mempersembahkan bakcang yang sudah dibuat. Di festival ini juga ada perlombaan perahu naga. Festival Peh Cun dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.
Bakcang cukup lekat dengan kata tradisi dan sejarah, karena menurut legenda, bakcang pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou yang dibuat karena simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan cara melompat ke Sungai Miluo. Saat itu masyarakat melemparkan bakcang ke sungai dengan maksud agar hewan air tidak memakan jasad Qu Yuan dan beralih menyantap bakcang yang dilemparkan.
Di Indonesia makanan yang mirip dengan bakcang adalah lemper, yang pastinya sudah tak asing lagi di telinga masyarakat kita. Walau tidak terkenal seperti makanan-makanan tradisional lainnya, di beberapa daerah seperti Bandung, bakcang cukup dikenal dan dinikmati oleh masyarakat, lho.
“Emang mirip, ya. Tapi lemper sama bakcang beda kok dari segi rasa, bikin kenyang juga ini walau bungkusnya kecil, soalnya kan isiannya padat, jadi sekali gigit itu bahannya kerasa semua,” ucap Raihan yang menjadi penikmat bakcang.
Bakcang memang lebih sulit ditemukan dibanding makanan tradisional lainnya yang dijual. Tetapi tenang saja, ada cara untuk menikmati bakcang tanpa harus bingung mencari. Yaitu dengan membuat bakcang sendiri di rumah.
Cara pembuatannya juga tidak rumit, pertama Tumis bawang putih dengan minyak sampai kuning dan harum, masukan beras, tambahkan kecap asin dan garam. Aduk rata lalu tambahkan air. Selanjutnya sediakan isian bakcang dengan daging atau sayur. Lalu Ambil 2 lembar daun bambu, letakan saling menumpuk, lalu tekuk untuk membentuk corong kecil. Masukkan beras aron dan isian bakcang, setelah itu bungkus bakcang dengan rapi. Ikat dengan benang katun. Rebus bakcang selama 2 jam. Setelah dua jam, bakcang sudah dapat disajikan, lebih nikmat jika dimakan dalam keadaan yang masih hangat.
Tak hanya rasanya saja yang enak, kandungan vitamin B6, B12, serta zinc yang ada pada bakcang dapat mencegah kerusakan pembuluh darah, nutrisi yang ada pada bakcang juga dapat berubah menjadi energi untuk kita semua, apalagi kita dapat membuatnya sendiri dengan pilihan daging yang kita mau.
Bakcang biasanya dibandrol dengan harga Rp8.000 hinga Rp10.000 per bungkusnya, walau bakcang lebih sering dijumpai dengan isian daging babi, tapi tidak perlu khawatir, karena bakcang sendiri juga memiliki varian isian yang beragam mulai dari daging ayam, daging sapi, jamur, dan sayuran. Bagaimana sobat Pijar? Menarik bukan? Yuk, isi waktu luang dengan membuat bakcang, siapa tahu jadi ketagihan.
(Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang)