Hits: 506
“Mari-mari dipilih, tiga sepuluh, kemejanya, kausnya kak,bang”. Seruan seperti itu terdengar seperti bergema, saling bersahut-sahutan siang itu. Padahal cuacanya begitu terik. Tapi beginilah Pamela, dari kesederhanaan sebuah pajak (pasar-red), ternyata begitu banyak peminatnya. Ada apa?
Pijar, Medan. Pamela atau Pajak Melati adalah sebuah pasar tradisional yang terletak di Jalan Flamboyan Raya, dekat dengan persimpangan menuju Tanjung Anom. Pajak ini menyediakan begitu banyak produk bekas layak pakai yang menjadi incaran para pembeli. Ibu-ibu, bapak-bapak, anak gadis, pemuda, orang kantoran sampai anak sekolah, terutama Mahasiswa, datang silih berganti ke kawasan yang aksesnya juga bisa langsung ke Kampung Lalang dan menuju Binjai ini.
Baju lusuh warna – warni terlihat terpajang, tergantung rapi di sepanjang kios -kios kayu bertenda biru. Adapula baju yang dijual dalam tumpukan, yang biasa diobral sampai harga sepuluh ribu per tiga potongnya. Orang-orang pun akan selalu terlihat sibuk dengan pilihan baju-baju murah bermerek di hadapannya. Ya, barang yang murah tapi tetap berkualitas.
Misalnya Fadly Idris, salah seorang mahasiswa USU yang mengaku sudah berbelanja di Pamela ini sejak semester satu. “Dulu awalnya diajak teman, tapi sekarang kalau pergi sendiri aja” ujarnya. Mahasiswa Fakultas Pertanian ini mengatakan alasannya membeli baju di Pamela ini adalah tidak hanya karena harganya yang murah, tetapi juga ternyata barang –barang yang dijual disini sebagian merupakan merek – merek yang terkenal, sebut saja Nike, Quicksilver, Levis, Gucci, dan lainnya.
“Harganya terjangkau lah bang, daripada beli di mall. Disini juga banyak yang keren”, tambahnya sambil memilih kemeja lengan panjang bewarna merah hati. Sebenarnya bukan hanya baju semata yang dijual di pajak ini. Celana, jas, jaket, tas hingga pakaian dalam pun tersedia. Harganya pun tentu bervariasi, tingal pandai-pandai kita bernegosiasi atau menawar dengan sang penjualnya saja. Celana jeans biasa dijual dengan harga Rp.30.000-Rp. 50.000, sedangkan jaket berkualitas sudah bisa dibawa pulang dengan harga mulai Rp. 40.000 – Rp. 80.000.
Bapak Sihombing, salah seorang pemilik kios yang sudah lima tahun berjualan berbagai macam tas, mengatakan Pamela ini akan sangat ramai pada hari Selasa, Jumat dan terutama hari Minggu. Bahkan menariknya, tak sedikit para penjual yang buka hingga malam hari di hari pekan tersebut. Karena pada hari ini biasanya para penjual akan buka bal. Artinya akan lebih banyak barang baru yang dapat kita pilih. Barang-barang yang sedikit rusak dari tumpukan isi bal tersebut, akan segera diperbaiki oleh si penjual. Seperti yang dilakukan ibu Boru Manullang, istri dari Pak Sihombing, yang bekerja menjahit pakaian koyak tersebut di rumah mereka di daerah Simpang Limun.
Pak Sihombing juga mengatakan sebagian besar barang-barang ini dipasok dari kota Tanjung Balai. Harga setiap bal-nya berbeda tergantung isi barangnya. Misalnya untuk satu bal pakaian kaus, sekitar Rp. 500.000,- , sedangkan baju, jaket dan tas berbeda lagi, bisa mencapai jutaan rupiah per bal. Akan tetapi itu akan segera balik modal, mengingat peminat barang “monja” (sebutan di Medan untuk barang bekas pakai) ini tetap ramai, terutama Mahasiswa, yang ingin bisa tampil beda tapi juga tetap tidak mengoyak kantong. Bagaimana, kapan ke pamela? [syd/em]