Hits: 45
Sri Muliana / Sinta Siregar
Pijar, Medan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), melarat memiliki arti miskin atau sengsara. Lalu, apakah kerupuk ini merupakan makanan yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat yang kurang mampu? Berikut penjelasannya.
Tercipta ketika masa sulit di Cirebon sekitar tahun 1830-an, tepatnya saat tanam paksa pada masa penjajahan Kolonial Hindia Belanda. Kala itu, masyarakat Cirebon dipaksa menanam tanaman yang memiliki nilai jual yang tinggi. Namun, mereka tidak diperbolehkan menanam padi. Kondisi tersebut mengharuskan mereka untuk memenuhi karbohidrat pengganti nasi dengan mengonsumsi singkong. Atas kondisi tersebut, munculah makanan yang berbahan baku singkong. Salah satunya adalah kerupuk melarat.
Kerupuk melarat merupakan istilah dalam bahasa Indonesia mengacu pada jenis kerupuk yang terbuat dari bahan-bahan sederhana dan murah. Bahan yang digunakan diantaranya seperti tepung tapioka, tepung aci alias kanji, bawang putih, garam, dan gula untuk memberi sedikit rasa. Kerupuk ini pun seringkali dibuat oleh masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi rendah.
Keunikan dari makanan khas Cirebon ini ialah karena tidak dimasak menggunakan minyak melainkan pasir. Dalam hal ini, pasir berfungsi selayaknya minyak goreng. Pasir dibersihkan terlebih dahulu dan melewati proses pengeringan serta penyaringan dengan cara diayak. Oleh sebab menyaksikan proses pengolahan tersebut, orang-orang dari luar kota yang datang ke Cirebon menyebutnya dengan sebutan kerupuk melarat.
Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa menggoreng makanan menggunakan pasir akan menghasilkan makanan yang tidak higenis. Walaupun demikian, kerupuk yang dimasak dengan pasir cenderung lebih sehat dibandingkan dengan yang dimasak menggunakan minyak goreng. Perlu diketahui kembali bahwa pasir yang biasa digunakan untuk pembuatan kerupuk melarat adalah pasir laut atau pasir tanah yang sudah disaring dan dicuci bersih.
Kerupuk melarat sendiri sangat cocok disajikan dengan mencocolkan sambal asam. Camilan garing ini juga seringkali dikonsumsi pada musim kemarau karena bisa menambah selera makan.
Jika ingin mencoba kerupuk ini, tidak perlu jauh-jauh datang ke Cirebon karena kerupuk ini juga sudah ada di berbagai daerah Indonesia. Variasi dan rasanya bisa berbeda-beda tergantung pada daerahnya. Ada yang memiliki rasa asin, pedas, dan juga manis.
Di balik sebutannya, kerupuk melarat menjadi hidangan yang disukai oleh banyak orang dari latar belakang ekonomi yang beragam. Kerupuk ini juga termasuk camilan yang nikmat dan terjangkau. Harga yang ditawarkan biasanya berkisar Rp 5.000 per bungkusnya.
Sri Rahayu selaku mahasiswa jurusan Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) mengaku suka mengonsumsi kerupuk ini dan memberikan tanggapan bahwa kerupuk melarat memiliki rasa yang gurih dengan harga terjangkau.
“Rasa kerupuknya gurih banget dan harganya murah. Kerupuk ini juga cocok dimakan sebagai tambahan saat makan nasi atau bisa jadi camilan,” ujarnya.
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)