Hits: 21Muhammad Fikri Haikal Saragih Tahun 2020 adalah proses awal bumi bebas bernapas setelah sekian lama menghirup deburan asap, uap,…
Hampir dua tahun sudah Indonesia terjangkit pandemi Covid-19. Virus yang berdampak ke seluruh aspek kehidupan ini pun dapat mengganggu aktivitas para pelajar maupun pekerja. Universitas Sumatera Utara salah satunya. Kegiatan perkuliahan di kampus USU saat ini masih dilaksanakan secara daring. Akibatnya, gedung-gedung kampus sepi sebab tidak adanya aktivitas para mahasiswa seperti sediakala.
Pada masa pandemi, tentu ada perubahan-perubahan dalam kondisi gedung akibat tidak dipergunakan. Menyoal kondisi gedung-gedung di kampus, beberapa fakultas telah menetapkan regulasi tersendiri terkait perubahan, pemeliharaan, dan penganggaran gedung beserta fasilitasnya.
Pandemi yang tak kunjung usai membuat sebagian besar aktivitas kita masih berkaitan dengan komputer, laptop, maupun gawai. Hal tersebut menyebabkan sering kali kita menatap layar selama berjam-jam sehingga membuat mata menjadi terasa lelah, panas, bahkan berair. Selain menatap layar gawai, diterpa cahaya terang, menyetir dalam waktu yang panjang, juga dapat menyebabkan mata terasa lelah.
Bagi sebagian orang, masalah ini mungkin tidak serius karena akan menghilang dengan sendirinya setelah memejamkan mata. Namun sebenarnya ada beberapa kasus mata lelah bisa menjadi masalah yang serius, sehingga mengancam kesehatan penglihatan jangka panjang jika tidak ditangani.
Walaupun di saat pandemi, mengerjakan skripsi tentunya harus memiliki keinginan yang kuat dan juga pandai dalam menghadapinya. Dengan demikian STIKes Tarumanagara mengadakan sebuah webinar yang bertemakan “Tips dan Trik Mengerjakan Skripsi di Masa Pandemi”
Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Indonesia akhirnya melakukan webinar dengan tema “Berhasilkah Media dan Platform Digital Mengatasi Infodemi?” melalui platform Zoom meeting dan Youtube (8/2). Webinar ini turut mengundang Alice Budisatrijo selaku manajer kebijakan misinformasi Facebook, Wahyu Dhyat ka selaku tempo/inisiator cek fakta.com, serta Yovantara Arief sebagai direktur eksekutif remotivi.
Mendengar kata media tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Media dapat memberikan dampak positif dan negatif, namun semua itu tergantung kita yang berperan sebagai subjek dalam memanfaatkannya. Begitupun saat sekarang ini, walau dalam keadaan pandemi Covid-19 sekalipun tidak menjadikan media tertinggal oleh zaman. Mengulik dari masalah tersebut, maka dari itu salah satu media penyalur yang baru saja tumbuh sebagai media baru, ikut memulai karirnya.
Sejumlah bioskop di DKI Jakarta sudah kembali beroperasi, diantaranya CGV Grand Indonesia, CGV Green Pramuka Mall, Cinepolis Plaza Semanggi, Cinepolis Pluit Village, dan lima bioskop lainnya.
Talkshow ini memberikan banyak manfaat untuk para pesertanya. Di mana peserta mendapatkan banyak informasi, bahwa masyarakat harus mampu berpikir kritis dalam memilih, memilah, dan mengolah pesan sebelum menyebarkannya.
Menghabiskan banyak waktu di kampus itu menyenangkan, baik belajar di kelas, penelitian, berorganisasi, bimbingan dengan dosen, serta bercengkerama bersama teman-teman seperjuangan. Hal tersebut sudah menjadi keseharian, bahkan keharusan bagi seorang mahasiswa yang ingin segera menyelesaikan perjalanan panjangnya di dunia pendidikan. Ibarat baju dengan celana, seperti itu pula hubungan mahasiswa dengan kampusnya. Dua hal yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan.
Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) yang dilaksanakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Neraca Politeknik Negeri Medan mengusung materi kepenulisan bertema ‘Menghadapi Tantangan Persma di Masa Pandemi’. Acara ini dilaksanakan melalui platform Zoom meeting pada Sabtu (19/09) pukul 10.00 WIB.