Hits: 14Claudita Piesesta Tarigan “Tidak bisakah kau lebih baik?” *** “Selamat pagi semuanya, selama satu semester ke depan, saya lah…
Hits: 10Raymond Putra Pratama Silalahi Hari itu angin bertiup sangat lembut menyentuh kulit. Rasanya berbeda dari sini. Aku termenung di…
Hits: 31Ayu Nabila Putri Slurrppp, suara tegukan kopi favoritku di pagi hari. Tugas kantor yang aku dapatkan kemarin, cukup membuatku…
Hits: 19Muhammad Fikri Haikal Saragih “Apa yang kau takutkan?” tanya diriku sambil memegang dahi keheranan dengan sikapku yang terus diam.…
Pada beberapa akhir tahun yang lalu, ada seorang anak perempuan miskin yang hidup dengan menjual jasa semir sepatu dari pintu ke pintu
Hidup memang tak bisa ditebak, ada saja caranya untuk menggoyah hati. Mereka yang hampa jiwanya saling bertemu dengan pujangga yang bakal mengisi dunianya. Untuk selamanya? Belum tentu.
Raja melihat isi dompetnya yang tersisa hanya uang 20 ribu rupiah, satu tetes air mata berhasil lolos membasahi pipinya. Bahkan membeli minum untuk sekadar membasahi dahaganya saja ia tidak mampu. Karena uang yang dia miliki saat ini hanya cukup untuk ongkos pulang naik angkot.
Namaku Malik. Aku terlahir dari sebuah keluarga kelas menengah. Orang tuaku tidak kaya raya, tapi juga tidak miskin.
Entah mimpi apa yang ia alami dua minggu belakangan. Entah trauma macam apa yang ia rasakan hingga harus berkeringat dalam lelap kala matahari berganti peran dengan bulan. Entah, apapun itu, yang pasti… ia kesakitan.
Hits: 23Muhammad Fikri Haikal Saragih Tahun 2020 adalah proses awal bumi bebas bernapas setelah sekian lama menghirup deburan asap, uap,…