Hits: 14

Evelin Margareta Purba / Ariel Demetrius Nadeak

Pijar, Medan. Sate Kere, sesuai dengan namanya adalah sate yang dibuat ataupun dikonsumsi oleh orang-orang Indonesia tepatnya di Solo yang menggambarkan kondisi masyarakat Solo pada saat penjajahan Belanda, yaitu kata ‘kere’ yang artinya miskin dalam bahasa Jawa. Sehingga mereka membuat sate low budget berbahan tempe gembus yang diolah dari ampas tahu.

Sate Kere ini merupakan salah satu makanan khas Solo yang wajib dicoba untuk para wisatawan di luar Solo. Selain terbuat dari tempe gembus, ternyata Sate Kere ini juga bisa menggunakan jeroan yaitu bagian dalam tubuh hewan yang sudah dijagal selain tulang dan otot sebagai bahan utamanya. Cara membuatnya juga mudah, hanya menusukkan bahan-bahan pada stik kecil dan dibakar di atas arang seperti sate pada umumnya.

Sate daging yang kita ketahui pada umumnya awalnya sebenarnya merupakan makanan olahan Belanda, mereka menggunakan daging sebagai bahan mereka. Sate Kere ini sendiri adalah hasil dari ide-ide masyarakat Solo yang pada saat itu tidak mampu membeli daging untuk dijadikan bahan sate dan hanya mendapat bagian sisa saja. Dalam memanfaatkan bagian sisa agar tidak dibuang, masyarakat Solo memilih untuk mengolah jeroan sisa menjadi makanan yang dapat mereka makan.

Namun, meskipun dikatakan sate versi low budget, rasa yang diberikan dari Sate Kere ini tidak jauh berbeda dengan sate yang menggunakan daging seperti pada umumnya. Sehingga tidak heran jika orang-orang yang berwisata ke kota Solo pasti tidak akan lupa membeli Sate Kere versi Solo ini.

Selain dari Solo, Yogyakarta juga memiliki Sate Kere khas daerah mereka yang tidak menggunakan tempe ataupun jeroan. Namun, bagian sapi yang digunakan adalah lemak. Sate Kere versi Yogyakarta sangat populer di kalangan para food vlogger seperti Gina Selalu Gina dan Jajan Beken yang pernah mengulas rasa Sate Kere di Pasar Beringharjo Yogyakarta.

Seorang koki ternama di tanah air yang kerap disapa Chef Juna juga ikut memberikan informasi mengenai Sate Kere versi Yogyakarta ini bahwa bahan yang digunakan dalam masakan satu ini hanyalah lemak sapi. “Sate yang disajikan bukan first cut ataupun secondary cut daripada sebuah binatang sapi, sehingga kita menemukan lemak. Hanya lemak,” ujarnya.

Sate yang selama ini dikenal dengan olahan daging yang memberi aroma khas ternyata dapat digantikan dengan bahan lain yang memberikan rasa nikmat dan juga memanjakan lidah. Meskipun terbuat dari bahan sisa yang diolah semirip mungkin dengan sate daging, nyatanya masakan satu ini tetap memiliki cita rasanya tersendiri.

Bagaimana? Apakah kamu tertarik mencicipi kuliner unik satu ini dan mendapat pengalaman rasa yang baru?

(Redaktur Tulisan: Kelly Kidman Salim)

Leave a comment