Hits: 203

Elizabeth Daniella Silalahi / Jenni Sihombing

Pijar, Medan. Apakah kamu merupakan salah satu pengguna plastik? Hingga saat ini, sampah plastik masih menjadi masalah bagi lingkungan. Selain sulit terurai, sampah jenis ini juga mampu mencemari tanah dan air tanah.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina. Sekitar 0,48 – 1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut mencemari lautan. Hal inilah yang berhasil menggerakkan Melati Wijsen, perempuan berusia 21 tahun asal Bali. Wanita keturunan Indonesia-Belanda ini memulai perjalanannya sebagai aktivis lingkungan pada usia 12 tahun. Ia membuat gerakan Bye – Bye Plastic Bags di GIN (Global Initiative Network) Youth Conference pada tahun 2013.

Dikutip dari laman resmi Bye – Bye Plastic Bags, Bali adalah tempat yang istimewa bagi Melati. “Bali is a magical island, so many wonderful things can and will happen here,” ucapnya.

Melati ingin mengajak seluruh warga ataupun turis yang datang ke Bali untuk ikut melakukan perubahan dengan mengurangi sampah plastik dan membawa kantong plastik yang dapat digunakan kembali (reusable) sendiri. Melati percaya bahwa Bali bisa terbebas dari sampah – sampah plastik.

Menjadi aktivis lingkungan yang berhasil menjalankan misinya bukanlah hal yang mudah. Dalam mewujudkan tujuannya, ia dibantu oleh sang adik Isabel Wijsen, yang kala itu masih berusia sepuluh tahun.

Sedang mengajar kepada anak-anak
(Sumber Foto: Instagram @melatiwijsen)

Menyadari bahwa gerakan mereka membutuhkan uluran tangan pemerintah, mereka membuat petisi hingga terkumpul sebanyak 100.000 tanda tangan. Tidak berhenti sampai di situ, Melati dan Isabel bahkan melakukan mogok makan pada tahun 2014 untuk menunjukkan keseriusan mereka terhadap dampak negatif plastik terhadap alam. Mereka sengaja melakukan tindakan “ceroboh” ini untuk menarik perhatian pemerintah daerah Bali. Walaupun guru, teman, dan orang tua mereka meminta untuk menghentikan aksi tersebut karena khawatir, mereka tetap maju.

Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Upaya Melati untuk megurangi sampah plastik ternyata mendapat respon positif dari pemerintahan daerah Bali. Gubernur Bali saat itu, I Made Mangku Pastika mendukung gerakan Bali Tanpa Kantong Plastik. Berdasarkan survei Making Oceans Plastic Bags, pada tahun 2020 jumlah kantong plastik berkurang sebanyak 40 persen.

Melati masuk dalam daftar anak muda yang menginspirasi dan berpengaruh serta telah memenangkan berbagai penghargaan. CNN Young Wonders 2017 Bambi Award, FORBES – Top 10 Most Inspiring Women, Mountain Mamas Social Enterprise Project: 2017, TEDxUbud: Bali 2016, masuk dalam Daftar Pemuda Berpengaruh Forum Ekonomi Dunia di Davos 2020, merupakan sebagian dari pencapaian Melati.

Tidak berhenti sampai disitu, ia bahkan menggagas sebuah film dokumenter berjudul Bigger Than Us yang dirilis pada tahun 2021. Film ini menceritakan bagaimana usaha Melati dibantu sang adik dalam menciptakan gerakan Bye – Bye Plastic Bags.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment