Hits: 38

Intan Sari/Fatin Faiza Siregar

Pijar, Medan. Sumatera Utara (SUMUT), provinsi yang berbatasan di sebelah timur Selat Malaka ini selalu punya cerita menarik untuk dibagikan. Baik itu dari sisi sejarahnya, letak geografisnya, penduduknya, budayanya, pun yang tak ketinggalan adalah makanan khasnya. Salah satunya bernama Holat.

Holat memang kedengaran asing bagi banyak orang di luar suku Mandailing. Namun bagi suku Mandailing sendiri, ini adalah salah satu makanan yang cukup di idolakan. Bagaimana tidak, Holat adalah makanan khas yang mempunyai daya tarik tersendiri sehingga membuat orang tergila-gila padanya.

Seperti makanan khas lainnya, Holat juga memiliki kisahnya sendiri pada masa lalu. Konon Holat dibuat secara khusus bagi para raja di Tapanuli Selatan (Tapsel). Sekilas tampilannya mirip sup yang kita kenal, tetapi rasa kuah Holat lebih gurih apalagi bila dinikmati selagi hangat. Hidangan ini terdiri atas Ikan Mas dan kuah segar yang berisi campuran bumbu dengan ditambah getah Kayu Balaka. Rasa gurih, sepat, manis, dan segar menjadikan makanan ini kaya akan rasa.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Hilda si penikmat Holat. “Holat ini selain enak, dari sisi tampilan dia juga menggoda. Dia mirip sup, namun ikan yang menjadi bahan dasarnya selalu mengunggah selera makan,” ujarnya

Ada serangkaian proses memasak untuk mendapatkan bumbu utama dari Holat. Pertama, kulit bagian dalam tanaman Balaka (Phyllanthus emblica L) diserut tipis batangnya lalu direndam air hangat, kemudian diperas beberapa kali (biasanya dua hingga tiga kali penapisan) sehingga didapatkan kaldu yang diberi nama ‘Holat’ ini.

Selanjutnya, kaldu yang panas ini diberi tambahan jahe, irisan bawang, garam, dan serutan Holat yang tersisa dari penapisan. Kuah bening pun berubah warna menjadi putih seperti santan matang. Kemudian kaldu tersebut dijadikan sebagai kuah untuk ikan panggang yang telah disajikan di piring. Ikan yang bisa dipilih adalah Ikan Mas atau Ikan Jurung. Sebelumnya, ikan yang sudah dibersihkan kemudian dibakar atau dipanggang setengah matang agar rasa manis ikannya masih ada.

Makanan ini kemudian diberi tambahan potongan pakkat, taburan tepung beras sangrai, dan campuran perasan jeruk nipis serta gilingan halus cabai mentah sebagai penambah rasa asam dan pedas. Irisan petai atau jengkol mentah biasanya disajikan sebagai tambahan lauk ini. Kecap manis atau kecap khas Sumut juga sering menjadi pelengkap hidangan. Taburan bawang goreng juga bisa menambah keharuman sup ikan ini.

Ikan mas yang menjadi bahan baku utama disajikan tanpa disuwir ataupun dipotong kecil-kecil layaknya daging ayam atau sapi pada sup maupun soto. Ikan di sini justru disajikan utuh dari kepala hingga ekor. Ikan yang sebelumnya dipanggang, disajikan dengan cara ditenggelamkan ke dalam kuah.

Adapun rasa gurih kuah berasal dari satu bumbu utama yang konon sangat berkhasiat bagi kesehatan. Nama bumbu itu adalah getah Kayu Balaka. “Getah itu lalu diolah hingga menjadi salah satu bumbu untuk membuat Holat,” jelas Hilda.

Tanaman Kayu Balaka hanya bisa didapat di Tapsel, yang dulu menjadi kabupaten yang melingkupi Kota Padang Sidempuan. Maka, tak heran kalau Holat disebut-sebut sebagai makanan khas Padang Sidempuan atau Tapsel.

(Redaktur Tulisan: Maya Andani)

Leave a comment