Hits: 650
Samuel Sinurat
Medan, Pijar. Rempeyek atau biasa dikenal dengan ‘peyek’ merupakan makanan yang digoreng dan memiliki rasa gurih serta asin di mulut. Nama rempeyek bermakna rempah-rempah dan jiyek, karena berbahan dasar rempah-rempah dan menjadi bahan utama masakan tersebut. Jiyek memiliki arti gepeng dan lebar, sebab bentuk rempeyek yaitu gepeng, bulat, dan lebar.
Makanan tradisional ini ditemukan pada abad ke-16 di Jogja. Hal itu terbukti pada cacatan De Graaf yang berjudul Mataram Islam. Ini bermula ketika Ki Ageng Pamanahan dengan para rombongannya melakukan Bedhol Desa atas perintah Sultan Hadiwijaya yang kala itu dilakukan dari wilayah Surakarta menuju Alas Mentaok.
Ketika di tepi sungai, rombongan Ki Ageng Pamanahan dijemput oleh Ki Gede Karanglo. Akhirnya rombongan Ki Ageng Pamanahan beristirahat di rumah Ki Gede Karanglo, di sana tersaji makanan berupa nasi putih, sayur pecel, peyek, dan sayur kenikir. Saat itulah rempeyek dikenal karena dapat memberi rasa asin di tengah makanan hambar seperti nasi dan sayur. Sejak itulah rempeyek dikenal oleh masyarakat Jawa dan terus menyebar hingga sekarang.
Rempeyek memiliki beberapa varian rasa yaitu rasa kacang tanah, udang kecil dan ikan teri serta baru baru ini yaitu rasa daun bayam. proses pembuatan rempeyek sangat terlihat mudah.
Bahan-bahannya yaitu 145 gram tepung beras, 65 gram tepung tapioka, ¾ garam,100 mililiter santan kental, 100 mililiter air, 10 lembar daun jeruk, 200 gram kacang tanah, 5 siung bawang putih, 5 butir kemiri, 1½ sendok teh bubuk ketumbar, minyak goreng secukupnya. Kemudian, cara membuat peyek kacang tanah yaitu haluskan semua bahan bumbu, campur tepung beras, tepung tapioka, garam, santan kental, dan air, lalu aduk hingga rata, masukkan daun jeruk yang sudah diiris tipis, bahan bumbu halus, aduk rata, ambil adonan, sebelum digoreng masukkan kacang tanah, lalu goreng hingga matang, sajikan.
Rempeyek banyak dijumpai di warung klontong dan pasar swalayan serta dijual seharga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per bungkus. Renyahnya rempeyek membuat banyak orang ketagihan untuk makan jajanan tersebut dan akan terus memakannya.
Meski rempeyek memiliki rasa yang asin dan gurih serta memiliki nilai sejarah yang unik, lambat laun menjadi hilang karena sudah jarangnya masyarakat yang menjual jajanan tradisional tersebut. Banyak rumah makan tradisoanal yang tidak menyediakan makanan ini lagi. Tetapi makanan tradisional ini masih eksis, meskipun butuh usaha dalam mencari makanan tersebut. Bagi yang merasa makanannya terasa hambar, rempeyek cocok dikonsumsi sebagai pendamping makanan sehingga makanannya tidak terasa hambar lagi.
(Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang)