Hits: 38
Aisha Tania Sinantan Sikoko
Pijar, Medan. Pada Senin (8/6) malam lalu, Your Personal Psychologist (YPP), salah satu lembaga layanan psikologi asal Surabaya mengadakan diskusi online bertema “A Guide To Deal With Broken Heart” melalui Instagram live pada akun @yppsychologist.
Diskusi yang berlangsung selama 60 menit ini dipandu oleh Elfa Diah Sn, S.Psi., Konselor YPPsycholosgist sebagai moderator dan Zahrani, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis yang juga founder guree.id sebagai narasumber.
Berdasarkan kajian literatur, broken heart atau patah hati adalah penderitaan atau rasa sakit ekstrim akibat kehilangan sesuatu yang dicintai dan tidak terbatas pada pasangan saja.
Sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, patah hati mempunyai dampak negatif. Dampak negatifnya patah hati yaitu menimbulkan perasaan sedih, marah, kesepian, keputusasaan, penolakan, depresi, menurunkan kualitas hidup, menimbulkan masalah kepercayaan, dan juga mampu berdampak secara non psikologis seperti sakit di dada dan sesak atau disebut broken heart syndrome.
Di lain sisi, ternyata patah hati juga ada dampak positifnya. Orang yang berhasil mengatasi patah hati berkesempatan untuk menemukan inner strength, tumbuh, belajar membangun hubungan, dan menjadi aware tentang diri.
Fenomena ini sudah tidak asing, tapi bukan berarti dibiarkan saja. Tahu cara mengatasinya mungkin akan mengurangi beban hidupmu. Zahrani atau disapa Kak Rani pun mengenalkan 9 tips bagi yang sedang patah hati, yaitu yang pertama menerima, menyadari, dan mengekspresikan perasaan tersebut.
Kedua dan seterusnya adalah hindari sesuatu yang berhubungan dengan hal yang buat patah hati, beri diri waktu untuk sembuh, coba maafkan diri dan situasi, fokus pada diri, buat diri sibuk, membicarakannya, tulis tentang perasaan dirimu, dan merawat diri dengan baik serta membantu orang lain juga dapat membuat diri kita merasa bahagia dan berguna.
Bila sudah tahu tipsnya, namun merasa tidak dapat menanganinya sendiri, menggangu fungsi hidup seperti tidak bisa kuliah atau kerja, dan sudah lama, maka kamu perlu mencari pertolongan profesional. Mungkin YPP dapat menjadi pilihan, sebagai lembaga yang menerima layanan psikotes, konseling, terapi psikologi, dan pelatihan kelompok atau seminar.
Meskipun telah disampaikan dampak dan tips-nya, pada dasarnya semua kembali kepada pribadi masing-masing untuk bangkit dari keterpurukan. Patah hati itu normal. “Gak ada patokan patah hati yang baik itu berapa lama,” kata Rani.
Selama sesi diskusi terdapat sedikit kesalahan teknis sehingga komunikasi sedikit terhambat namun dapat teratasi dengan baik. Beberapa peserta diskusi juga bertanya seputar patah hati.
“Jadi patah hati itu adalah sesuatu yang sangat mungkin kita alami dan ketika patah hati yang perlu kalian perhatikan perasaan kalian valid, it’s ok to feel that, dan patah hati itu tidak instan, give yourself time, tidak perlu buru-buru, beri diri sendiri waktu, tidak perlu malu untuk patah hati karena itu adalah sesuatu yang sangat ok not to be ok,” tutup Rani.
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)