Hits: 603

Fatin Faiza Siregar

Tuk..

“Hitung..! Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. Lima.. Enam..”

Pijar, Medan. Hitungan maju dan mundur sering sekali kita temukan di segala permainan anak zaman dahulu. Tidak akan pernah ada habisnya bila kita membahas permainan anak-anak. Mulai dari bentuk, nama, asal muasal hingga cara memainkan sebuah permainan. Seiring berjalannya waktu, sering sekali kita menemukan perbandingan antara permainan zaman dahulu dengan permainan zaman sekarang.

Hal ini dikarenakan perkembangan zaman merubah segala bentuk kenyamanan anak-anak. Selain itu, permainan zaman dahulu terkenal dengan barang seadanya. Benda-benda yang ada di sekitaran kita bisa dipakai untuk melengkapi permainan. Salah satu permainan tersebut adalah patok lele.

Patok lele adalah permainan beregu dengan cara memukul. Patok lele merupakan permainan yang berkembang pesat di Sumatera. Pada permainan ini tidak ada minimal atau maksimal jumlah anggota dalam satu regu. Bila jumlah kedua regu seimbang, permainan ini dapat dilaksanakan. Namun sama seperti permainan pada umumnya, semakin banyak yang ikut bermain akan semakin menyenangkan.

Permainan patok lele tidak hanya dapat dimainkan oleh anak-anak saja loh. Orang tua juga berhak memainkan permainan ini. Alat-alatnya juga gampang dicari. Kita hanya perlu menyiapkan dua batang kayu dengan ukuran yang berbeda, satu panjang dan satu lagi lebih pendek.

Pastikan kayu yang dipakai cukup kuat. Nah, media peletakan kayunya tergantung kesepakatan para pemain saja. Dapat juga memakai dua batu untuk meletakkan kayu atau bisa memakai tanah yang sudah berlubang.

Sebelum bermain, kedua regu harus mengundi untuk menentukan penjaga dan penyerang. Pada permainan patok lele, ada beberapa bagian. Bagian pertama, kayu kecil akan diletakkan tidur diantara dua batu. Salah satu anggota penyerang akan mendorong kayu kecil dengan kayu panjang dari bawah ke udara.

Bila tim penjaga dapat menangkap kayu kecil, maka anggota dari penyerang yang bermain harus diganti. Bila penjaga tidak bisa menangkap, maka tim penyerang berhak mendapatkan poin dengan cara menghitung jarak dari batu hingga tempat jatuhnya kayu kecil. Cara menghitung jaraknya dengan kayu panjang. Satu kayu panjang terhitung satu poin.

Bila kedua regu telah melakukan tahap pertama, maka permainan akan dilanjutkan pada bagian kedua. Letakkan kayu kecil itu dalam posisi 45 derajat. Satu ujung menyentuh tanah, ujung lainnya menempel di dinding batu bata. Kedudukan kayu kecil ini kemiringannya 45 derajat. Tim penyerang mesti menyiapkan salah seorang anggotanya untuk melakukan pukulan mematikan.

Ada dua hal yang penting pada tahap ini. Pertama bagaimana si pemukul bisa memukul kayu kecil itu ke udara. Kedua, saat kayu kecil ada di udara, pemukul mesti memukul kayu kecil itu sejauh-jauhnya. Pada bagian ini memiliki titik kesulitan yaitu harus bisa memukul dengan akurat kayu kecil yang sedang melayang. Jika tak ahli, kayu kecil tadi malah akan terjatuh karena perkenaannya dengan kayu pemukulnya tidak tepat. Cara perhitungan poin masih sama dengan bagian pertama.

Permainan patok lele sangat menyenangkan untuk dimainkan maupun dilihat. Pada permainan ini tidak ada hukuman untuk yang kalah dan tidak ada hadiah bagi pemenang. Sama seperti permainan lainnya, permainan ini hanya untuk bersenang-senang dengan teman-teman. Meskipun telah digerus zaman, masih ada beberapa anak-anak yang masih memainkan patok lele ini. Bagi anak 90-an, patok lele merupakan permainan dengan segudang cerita menarik di dalamnya. Bagaimana? Tertarik untuk memainkannya?

Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang

Leave a comment