Hits: 220
Sulisintia Harahap / Savira Dina
“Orang yang di masa muda sudah bekerja keras, di masa tua dia akan menerima hasil. Jika di masa muda bermalas-malasan, di masa tua dia akan terpaksa rajin”
Pijar, Medan. Saddam Wira Hamdani atau yang akrab disapa Kak Wira merupakan sosok Inspirator Muda Mandiri yang lahir di Besitang Sumatera Utara 28 tahun silam. Terhitung sudah lebih dari 8 tahun lamanya Wira menjadi seorang trainer dengan peserta seminar yang tersebar lebih dari 40 kota yang ada di Indonesia, mulai dari pulau Sumatera, Jawa, hingga Kalimantan dengan misi “Mencetak Generasi Muda yang Mandiri”.
Wira sudah mulai menjadi pemuda yang mandiri sejak masa kuliah. Berkat kegigihannya tersebut, sekarang ia menjadi entrepreneur muda dengan memiliki lebih dari lima belas pegawai pribadi. Bisnisnya mengarah pada bidang pendidikan seperti pelatihan public speaking “Public Speaking Center”, kursus bahasa Inggris “Hero English Course”, bahkan ia pun memiliki Event Organizer sendiri yang diberi nama Academy Muda Mandiri. Tidak hanya itu, Wira pun merupakan seorang Penulis. Buku pertamanya berjudul “Muda Kaya Berbahaya” bahkan menjadi Best Seller.
Wira mengatakan bahwa ia merasa bangga dengan pencapaiannya ini, karena buku ini sudah dibaca dan dimiliki oleh para tokoh-tokoh penting di Indonesia, seperti Anies Baswedan, Marry Riana, Maudy Ayunda, Brisia Jodie, dan yang lainnya. Dengan semua tanggapan positif yang didapatkan, Wira pun diminta untuk menulis buku keduanya yang akan rilis pada 2020 dengan judul “Menembus Batas Melewati Impian”.
Namun dibalik segala pencapainnya sekarang, tidaklah mudah bagi seorang Wira menempuh perjalanan berliku saat pertama kali menginjakkan kakinya di Medan. Wira yang bukan terlahir dari keluarga menengah ke atas hanya memiliki tekad dan keberanian saat memutuskan merantau ke Medan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi UIN Sumatera Utara jurusan Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2009 lalu.
Hidup seorang diri di Medan mengharuskannya mandiri. Segala pekerjaan dilakukan oleh Wira mulai dari mengamen di jalan, menjadi tukang sapu dan jaga gedung milik dosennya, menjadi tukang pencari pakan ayam, penjual laptop, pelayan restoran hingga akhirnya ia menjadi seorang pembicara inti di berbagai seminar regional, Medan dan sekitarnya.
Bukan hanya sekedar ujian hidup dengan hal-hal fisik berupa materi yang menguji hidupnya. Namun cacian, hinaan, dipandang sebelah mata pun juga harus dilewatinya kala itu. Hingga ia bermimpi menjadi seorang yang terhormat suatu hari nanti.
Bukan hal yang mungkin baginya atas segala perjuangan yang telah ia lalui selama ini dapat mengantarkannya pada impian itu. Kerja keras dan keyakinannya pada sang Maha Pengasih membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini atas izin Allah SWT.
Atas perjuangan inspiratifnya itu, pemuda kelahiran tahun 1991 ini mendapatkan penghargaan GARTASIS AWARDS dari Yayasan Citra Mandiri dan Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi Sumatera Utara sebagai Pemuda Mandiri Penuh Inspiratif pada tahun 2015. Selain itu, Wira pernah menjadi The Winner of Jaka Dara pada tahun 2016 dari Pemerintah kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Tak cukup sampai di situ, Wira juga berjuang mengejar tokoh inspiratifnya yaitu Jamil Azzani dan Merry Riana. Dengan modal hasil kerja keras sendiri, Wira berguru dengan Merry Riana selama lima hari dengan biaya lebih dari lima belas juta. Sungguh pengorbanan yang luar biasa, namun ia menyebutnya itu adalah Investasi Leher ke Atas. Hingga ia mendapat Certified The Trainer Merry Riana Indonesia 2016.
Selain berguru dengan motivator wanita nomor satu di Indonesia dan Asia itu, Wira juga berguru dengan tokoh-tokoh motivator dan pengusaha hebat di Indonesia, seperti Mario Teguh, Tung Desem Waringin, Jamil Azzani, Chairul Tanjung, Bob Sadino, dan tokoh hebat lainnya.
Dari mereka-lah Wira dapat belajar ilmu-ilmu yang membantunya mencapai impiannya hingga sukses meraih seratus juta pertamanya. Berhasil menggapai angka segitu tentu menjadi kepuasan batin tersendiri bagi Wira.
Wira sadar bahwa bagi sebagian orang angka segitu bukanlah hal yang luar biasa, namun bagi Wira sendiri hal tersebut sangatlah istimewa karena Wira sendiri mengaku bukalnlah berasal dari keluarga kelas atas. Sehingga ketika ia mencapai angka segitu ia merasakan kepuasan batin.
Pejuang mimpi ini juga sudah memiliki beberapa target di tahun 2020 nanti. Wira diminta oleh Sekjen DMDI Nasional untuk mengisi seminar kepada pemuda-pemuda di ASEAN sebagai international speaker.
Selain itu, ia ingin memecahkan tiga Rekor MURI sekaligus di Oktober 2020 nanti dengan kategori “Motivator dengan Peserta Terbanyak dan Seminar dengan Peserta Terbanyak serta Launching Buku dengan Audiens Terbanyak di Seluruh Indonesia”. Rencananya acara ini akan dibuka oleh Presiden RI- Joko Widodo dengan target 25000 peserta.
Bukan hanya untuk dirinya saja, Wira pun memiliki harapan untuk para pemuda yang sekarang sedang berada di zona Golden Age-nya, baginya, seorang pemuda harus memanfaatkan waktunya, fokus dan komitmen untuk masa depannya, dan harus bijak mengambil keputusan untuk kebahagiannya.
“Pilih jadi seorang professional atau pengusaha. Jika ingin jalur professional, dia harus berkarier dan mengabdi pada pekerjaannya sampai ia sukses dan kaya. Namun jika ingin jalur pengusaha, dia harus merasakan jatuh bangun selama sekitar 3 tahun untuk membangun usahanya. Minimal dia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Mental seorang professional berbeda dengan pengusaha, karena seorang pengusaha harus dapat memanajemen risiko dan harus punya mental pengusaha.” Ungkap Wira.
Wira pun menyakini bahwa jika kita merasa putus asa, kuncinya hanya iman. Percaya bahwa Allah memberikan cobaan dan masalah sesuai dengan batas kemampuan kita. Jadi, jika kita sedang merasa jatuh, perbanyaklah berdoa dan jangan lupa untuk bangun lagi. Bagaikan belajar jalan saat masih balita.
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)