Hits: 11

Anggun Saraswati | Bagus Prakasa

Pijar, Medan. Berbicara mengenai seni memang seakan tiada habisnya. Semakin unik dan menarik saja ide baru yang muncul dari pelakonnya. Seperti keberadaan seni menggambar wajah (portrait) dengan menggunakan pensil atau dikenal juga dengan sebutan sketch. Tidak banyak seniman yang hanya tertarik dengan aliran menggambar satu ini. Namun, keberadaan seni gambar dengan pensil tersebut memang patut untuk diperhitungkan.

Seperti halnya Danny Syahputra, seorang mahasiswa yang menggeluti dunia sketch, telah membuktikan kebenaran hal tersebut. Pemuda yang biasa disapa Danny ini berhasil menarik perhatian banyak orang dengan karyanya yang terbilang luar biasa. Di umur mudanya, dia telah berhasil menelurkan puluhan sketch portrait dalam kurun waktu yang tidak lama. Danny  memulai ketertarikannya dan mulai fokus dengan sketch ketika menginjak kelas 2 SMA. Dia mengaku teman akrabnya yang memperkenalkan sketch ini kepadanya.

“Pilih portrait sebagai fokus, karena portrait itu sendiri salah satu ilmu yang mendasar. Kita belajar teknik-teknik balancing, shadowing dan kontras dari portrait itu sendiri,” jelasnya saat ditanya mengenai alasan memilih jenis gambar portrait. Mengusung konsep surealisme, Danny mengaku memerlukan waktu beberapa jam untuk menyelesaikan sebuah gambar portrait sederhana. Namun, untuk gambar yang lebih besar, biasanya akan memakan waktu berbulan-bulan. Hal tersebut biasanya terjadi karena dia harus menyesuaikan waktu dengan jadwal kuliah yang cukup padat.

Danny, sketcher muda yang mewarisi darah seni kakeknya

Remaja yang mengidolakan sosok sketcher ternama Indonesia, Veri Apriyatno ini mengaku mendapatkan banyak keuntungan dari keahliannya itu. Selain lebih dikenal dan mendapatkan banyak pengalaman, Danny juga sempat diundang di acara Medan Rajanya Party (Merapat) untuk menunjukkan hasilnya karyanya. Dia mengaku senang dengan respon yang diberikan pengunjung terhadap karyanya. “Mereka heran kenapa dengan pensil bisa menghasilkan gambar yang seperti ini, mereka biasanya hanya mengetahui gambar-gambar pemandangan, bunga ataupun buah untuk jenis gambar ini,” jelasnya.

Remaja kelahiran 31 Maret ini mengatakan bahwa dia mempelajari teknik menggambar sketch secara otodidak. Oleh karenanya, dia masih belum ada keinginan untuk berpindah jalur ke  jenis menggambar lainnya. Namun, dia mengakui akan memainkan sedikit ornamen warna untuk kedepannya. Danny juga berharap akan memiliki kesempatan untuk menunjukkan hasil karyanya melalui sebuah pergelaran. Selain itu, dia juga ingin menggambar sketch yang lebih besar di atas kanvas.

Walaupun begitu, mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU ini terbilang berani tampil beda dibandingkan dengan remaja saat ini. Ketika remaja yang lain sibuk dengan gadget di tangan, maka Danny unjuk gigi dengan pensil dan kertas di genggaman.

2 Comments

  • wak donal
    Posted 27 Maret 2014 12:23 0Likes

    Senang sekali masih banyak pemuda medan yang meneruskan kegiatan seni rupa. Maju terus dan tetap perhatikan akar budaya medan untuk nilai plus sebuah karya.
    Bravo Bang Dany……

Leave a comment