Hits: 65
Wiva Anza / Meylinda Pangestika Gunawan
Pijar, Medan. Dalam hidup ini, kita diberikan kegigihan dalam meraih mimpi. Tak hanya kegigihan, tetapi kegagalan kerap mewarnai perjuangan si pemimpi. Barangkali kita akan mengejar impian sampai berhasil atau akan mundur setelah menemui beragam rintangan. Berbicara kegigihan, Yuliance Alua merupakan sosok yang membuktikan hasil kerja keras dari kegigihan tersebut.
Yuliance Alua atau yang akrab disapa Yance merupakan pemenang medali emas dalam pertandingan olahraga softball pada PON XX Papua. Ia sudah mengenal softball sejak menempuh pendidikan di SMA.
Enam tahun berkarier di olahraga softball, Yance memiliki segudang prestasi mulai dari kejuaraan nasional lima kali, pertandingan antardaerah, dan masih banyak pertandingan lainnya.
Mahasiswa Universitas Sumatra Utara (USU) ini memutuskan untuk menjadi seorang atlet profesional ketika mendapatkan iklim kekeluargaan yang kuat di olahraga softball. Dari hal tersebut, Yance mulai membulatkan tekadnya untuk menjadi seorang atlet profesional.
Untuk meraih gelar juara itu, Yance melewati segala rintangan. Mulai dari kerikil hingga batu-batuan yang mulai membuat langkahnya goyah. Namun, rintangan tersebut berhasil ia lewati dengan kunci displin.
“Memang banyak sekali rintangan, apalagi sejak kami training centre. Sulit bagi saya untuk bangun jam 3 subuh hanya untuk jogging dan harus mengerti taktik-taktik yang dibuat pelatih dengan standar internasional. Hal itu menguras tenaga dan pikiran. Namun, semua itu saya lalui dengan tekad yang tinggi dan disiplin yang ketat untuk meraih emas,” ucap Yance
Sebelum mendapatkan gelar juara, tim softball putri Papua harus mengalahkan 6 tim lainnya yakni tim dari Papua Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur. Kata No pain, no gain pantas disematkan untuk perjuangan Yance hingga dapat meraih gelar juara di PON XX Papua.
Selain menjadi pemain profesional, Yance juga tak melupakan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. Demi membanggakan orang tuanya ia berusaha menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Setiap insan yang berjuang demi meraih mimpinya akan merasakan apa yang namanya kegagalan. Namun, ketika kegagalan itu datang bukan berarti kita harus menyerah.
“Bagi orang-orang di luar sana yang masih berusaha mengembangkan kemampuannya, yang belum berhasil, yang sedang gagal dan mencoba bangkit lagi, saya harap kalian tetap optimis, percaya diri, dan selalu menerapkan kedisiplinan. Jangan cepat menyerah, jangan cepat putus asa, jikalau gagal harus coba lagi karena saya yakin kerja keras tidak akan mengkhianati hasil,” tutup Yuliance.
(Redaktur Tulisan: Lolita Wardah)