Hits: 18

Hidayat Sikumbang

Pijar, Medan. Salah satu hal yang paling menyenangkan di dunia ini adalah ketika hobimu dibayar oleh orang lain. Apalagi, saat hobimu itu bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Betapa menyenangkan sekali rasanya. Akan tetapi bagaimana jika hobimu itu dianggap negatif  bagi sebagian orang?

Bermain game, saat ini masih dianggap negatif bagi sebagian  orang. Tak sedikit dari para orang tua menganggap bahwa bermain game itu adalah aktivitas yang sia-sia belaka. Para pecandu game online rela menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan layar monitor demi kepuasan diri.

Hal tersebut yang pada awalnya dihadapi oleh seorang Heinrich Ramli, remaja asal Medan yang tak bisa lepas dari kebiasaan bermain game online. Hein, begitu sapaan akrabnya sudah mampu mengharumkan nama Indonesia lewat hobinya bermain game.

“Elite8 itu mulanya berawal dari kita yang sama-sama berasal dari hobi yang sama, terpikirlah untuk membentuk suatu wadah. Memang ya, kita Elite8 apalagi untuk Mobile e-Sports boleh dibilang masih remaja. Tapi ya kuncinya itu tadi, kita bisa buktiin kalo kita mampu untuk bertanding di skala International.” Ujar Hein saat dihubungi Pijar, Senin (2/7).

Meskipun masih 21 tahun, posisi Hein di Elite8 benar-benar sangat penting. Ia merupakan founding father di tim Elite8. Heinrich yang berposisi sebagai CEO ternyata juga menjadi pemain aktif di timnya. Ia menghuni posisi jungler di divisi Vainglory.

Alumni Chandra Kusuma School ini harus disibukkan jarak antara Singapura – Medan – Jakarta. Hein terpaksa harus menjalani ini lantaran ia saat ini masih menjadi mahasiswa di salah satu kampus di Singapura. Namun usaha keras memang tak pernah mengkhianati hasil. Hein bersama timnya sukses mendulang beragam prestasi, dan salah satu yang membanggakan adalah ketika Elite8 berhasil mengamankan slot untuk bertarung di Vainglory Worlds di Singapura pada Desember lalu. Dari sinilah, Hein berharap agar kedepannya e-sports tidak lagi dipandang sebelah mata di Indonesia.

“Kita blak-blakan saja. Untuk saat ini, e-sports memang masih dipandang sebelah mata, apalagi dari mobile e-sports itu sendiri. Padahal sudah banyak bendera kita berkibar di luar negeri. Tim Indonesia banyak yang ikut bertarung. Evos beberapa waktu lalu ikutan ke Korea Selatan. Kami bertarung di Singapura saat Vainglory World. Inikan sudah jadi bukti bahwa time-sports dari Indonesia sudah layak bertarung,” tutupnya.

(Redaktur Tulisan: Intan Sari)

Leave a comment