Hits: 33
Pijar, Medan. Jurnalisme adalah kegiatan untuk menyampaikan pesan atau berita kepada khalayak, melalui saluran media. Tujuan dari jurnalistik adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada khalayak banyak, yang bersifat menyeluruh. Di balik tugasnya yang mulia, adakalanya para jurnalis atau wartawan harus bertaruh nyawa ketika meliput suatu peristiwa di daerah konflik.
Pekerjaan wartawan umumnya dilakoni pria karena pekerjaan tersebut mengharuskan wartawan sering turun langsung kelapangan untuk melakukan liputan. Hal tersebut tidak berlaku lagi saat ini dimana emansipasi wanita sangat dijunjung tinggi. Terlihat membanjirnya para jurnalis wanita di media massa ataupun media elektronik. Berdasarkan data dari AJI (Aliansi Jurnalis Indonesia) hingga tahun 2012, jumlah jurnalis perempuan yang merupakan anggota AJI mencapai sebanyak 347 anggota. Terlihat perkembangan jurnalis wanita yang cukup pesat pada abad informasi saat ini.
Najwa Shihab (35) adalah salah satu jurnalis wanita yang memiliki banyak pengalaman dan penghargaan dalam karir jurnalistiknya. Beberapa penghargaannya antara lain, pada tahun 2006 beliau mendapatkan penghargaan sebagai jurnalis terbaik oleh MetroTV, pada tahun 2011 mendapatkan penghargaan YGL (Young Global Leader) oleh WEF (World Economic Forum), dan penghargaan lain seperti presenter terbaik pada acara Mata Najwa oleh ATA (Asian Television Awards) pada tahun 2011. Lulusan Fakultas Hukum UI (Universitas Indonesia) ini memulai karir jurnalistiknya pada tahun 2001 bergabung dengan stasiun TV RCTI. Selanjutnya beliau bergabung dengan stasiun MetroTV yang dimana hal tersebut merupakan titik balik puncak perkembangan karir jurnalistiknya. Hal tersebut dimulai pada saat proses peliputan bencana Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam dan selanjutnya sepak terjang beliau dalam karir jurnalistik terus melonjak naik. Perempuan kelahiran Makassar ini sudah sering mewawancarai tokoh-tokoh penting seperti Anwar Ibrahim (Deputi Perdana Menteri Malaysia) dan beberapa jurnalis internasional lainnya. Pengalaman pada karir jurnalistiknya yang sangat luas akhirnya mengantarkan beliau untuk menjadi seorang Presenter di Metro TV seperti program berita Metro Hari Ini, Today’s Dialogue, dan Mata Najwa.
Pekerjaan sebagai jurnalis ini tidak selalu memandang jenis kelamin. Baik pria maupun wanita mempunyai hak untuk menjadi seorang jurnalis. Pada salah satu stasiun televisi nasional, jumlah wartawan dan pembawa acara wanita 80% lebih banyak dibanding pria. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa wanita juga mempunyai kapabilitas untuk menjadi seorang jurnalis yang handal. Selain itu, berdasarkan data di lapangan, para jurnalis wanita itu memiliki kegigihan yang berlebih ketika membandingkannya dengan para jurnalis pria. Pada saat proses peliputan di lapangan keberanian para wanita sering muncul untuk mencari fakta dan informasi sebenarnya dan kadangkala ketika hendak mencari informasi tersebut, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan fungsinya sebagai seorang jurnalis wanita. “Jurnalis wanita memiliki kelebihan lain seperti rasa sensitifitas dan empati yang tinggi. Seringkali sifat tersebut berguna untuk peliputan peristiwa yang memiliki kadar sensitif yang tinggi seperti peristiwa yang lebih condong ke humanis, human interest, dan bencana ” ujar beliau menegaskan.
Pekerjaan mana pun pasti memiliki tantangan-tantangan tersendiri yang harus diselesaikan oleh para pekerja tersebut. Baik itu menjadi seorang guru, karyawan, bahkan pekerjaan menjadi seorang dokter pun memiliki tantangannya tersendiri. Hal tersebut juga terdapat pada pekerjaan sebagai jurnalis, yang juga memiliki tantangan dan resiko pekerjaan tersendiri. Di balik tantangan dan resiko pekerjaan tersebut ada suatu keuntungan ketika menjalani pekerjaan ini. Pengalaman yang tidak terbayarkan dengan uang, isu dan peristiwa yang telah kita ketahui sebelum menjadi informasi publik , dan berjumpa dengan banyak individu yang memiliki latar belakang yang berbeda merupakan beberapa keuntungan ketika menjadi seorang jurnalis. “Tantangan pada masing-masing pekerjaan pasti ada namun ketika menjalani pekerjaan ini, lebih banyak yang menyenangkannya dari pada menyulitkan ketika proses peliputan di lapangan” ujar beliau pada saat wawancara.
Pengalaman liputan, reportase, dan wawancara yang cukup banyak khususnya pada peristiwa hukum dan politik. Beberapa liputannya seperti pada Pemilu DKI Jakarta beberapa tahun yang lalu, peristiwa GAM pada tahun 2006, dan liputan Pemilu tahun 2004 dan 2009. Kehidupan pernikah beliau dengan sang suami Ibrahim Assegaf (31) yang memberikan seorang putra yang bernama Izzat (6) juga berjalan lancar. Walaupun pekerjaan beliau yang menuntut kerja yang ekstra keras. “Cintailah pekerjaan apa yang saat ini anda lakukan, karena jika anda mencintainya maka semuanya itu akan muncul dari hati dan anda akan bersungguh-sungguh untuk melakukan pekerjaan tersebut. Cintailah pekerjaanmu maka pekerjaan tersebut akan berguna bagi orang banyak”. [yi, nk, em]