Hits: 762

Laura Arya Wienanta

PIJAR, Medan. Penulis Novel Tere Liye mulai terkenal sejak karya-karyanya di dunia literasi Indonesia selalu menduduki posisi best-seller. Dua dari karyanya bahkan sudah diangkat ke layar kaca yaitu “Hafalan Shalat Delisa” dan “Moga Bunda Disayang Allah”. Saat ini, di usianya yang ke 38 Tere telah menerbitkan 28 buku.

Bakat menulis Tere sudah muncul sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar, Tere sudah menulis cerpen dan puisi untuk dikirimkan ke majalah anak. Saat SMP, ia sudah terbiasa menulis. Hingga pada SMA, ia mulai menulis untuk media lokal. Setelah lulus kuliah, ia mengisi rubric Opini di koran Nasional “KOMPAS” pada sub bab Ekonomi & Politik.

Novel Pertama Tere ditulis pada tahun 2005. Perjalanan Tere tidaklah mulus, karna novel pertama hingga novel ketiganya tidak diterima dengan baik oleh penerbit manapun. Hingga pada novel keempat berjudul Hafalan Shalat Delisa , novelnya pertama kali diterbitkan oleh Republika di tahun 2006. Tantangan tidak berhenti disana. Hafalan Shalat Delisa bahkan tidak dapat ditemukan di barisan New Arrival ataupun barisan novel fiksi, malah justru disandingkan dengan beberapa buku panduan sholat.

Dua hingga tiga tahun berselang, barulah Hafalan Shalat Delisa mulai dikenal. Lantas Tere menerbitkan novel-novel selanjutnya seperti Bidadari-Bidadari Surga, Bulan Tenggelam di Wajahmu, Daun yang Tidak Pernah Membenci Angin, Rindu, Serial Bumi, Bulan, Matahari, Bintang dan novel lainnya.

Barulah akhirnya ia mulai merambah pada dunia menulis novel. Ketika ditanya mengapa, Tere menjawab bahwa cara mendidik dan menanamkan nilai nilai yang baik sejatinya adalah melalui cerita. Di setiap novel terselip kisah dan pesan moral yang ingin disampaikan Tere kepada para pembacanya.

“Dari cerita Hafalan Shalat Delisa, saya melihat sendiri bagaimana ada seorang anak perempuan yang memeluk Ibunya dan mengatakan bahwa ia mencintai Ibunya karena Allah. Itu artinya pesan yang ingin saya sampaikan itu berhasil diterima dengan baik oleh pembaca,” ujar Tere saat Talkshow Kepenulisan Nasional di Gelanggang UINSU Kampus Sutomo Medan.

Melalui cerita dan perjalanan panjangnya, Tere mengajak seluruh pembacanya yang memiliki passion di bidang kepenulisan untuk mulai menulis sekarang juga. Intinya, teruslah berlatih dan tidak menyerah. Perbanyak membaca, riset, dan jangan pernah berhenti menulis.

(Redaktur Tulisan: Viona Matullessya)

Leave a comment