“Mama, kapan Kinar dapat donor mata? Orang baik itu ngga ada, ya?” lanjutku. Mama kembali diam, tidak menjawab pertanyaanku sedikitpun.
Terkadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Dari situlah kebahagiaan bermakna, salah satunya keluarga. Apa yang dialami Ria memang biasa terjadi kepada banyak orang. Hanya saja untuk meraih semuanya membutuhkan perjuangan dan perjalanan yang panjang.
Ini hari terburukku. Kupikir bangun kesiangan karena alarm tidak berbunyi, hampir ditabrak mobil saat menyebrang dan diusir dari kelas karena telat semenit sudah cukup buruk untuk memulai hari. Ternyata itu hanya permulaan. Ya, permulaan untuk memulai kegilaan yang sebenarnya.
Jam terus berputar detik demi detik. Bahkan sekarang sudah 1 jam berlalu semenjak ayahnya dikebumikan. Tapi temanku Ebi, masih membisu di makam ayahnya sambil terpaku meratapi nisan yang bertuliskan nama almarhum, apa yang sebenarnya ia pikirkan?
Apakah semua orang sama seperti apa yang ditampilkan di depan layar?
Pandangku yang tertutup rintik hujan sedikit menangkap bayangan sosok kecil yang sedang berdiri di belokan gang itu. Mata yang indah, batinku
Pagi ini Toko bu Tika ramai di kunjungi pelanggan mulai dari anak sekolah sampai pegawai kantoran, hampir semua kue yang di dalam etalase ludes terjual.