Hits: 20
Siti Farrah Aini / Najla Khairani
Pijar, Medan. Program Internasional Summer Course Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) 2024 dengan tema “Politik Agraria, Kedaulatan Pangan, dan Hak-hak Petani” telah dilaksanakan. Tema kali ini dilangsungkan pada 21—28 Oktober 2024 secara daring dan luring. Pembelajaran berbasis internasional ini merupakan program yang secara rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Pemilihan tema ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan kajian agraria dan hak asasi petani secara global dan masif. Hal ini disampaikan oleh Randa Putra Kasea Sinaga, dosen Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial sekaligus Person in Charge (PIC) dari program Internasional Summer Course FISIP USU 2024.
“Banyak guru besar yang mempunyai fokus dalam kajian hak asasi petani juga yang kita libatkan untuk Summer Course ini. Dari sini, kita juga dapat sekaligus mengembangkan kajian agraria secara kritis dengan melibatkan student, praktisi, peneliti menjadi partisipan,” ujar Randa.
Melalui Internasional Summer Course FISIP USU 2024, para peserta diajak untuk berinteraksi menggunakan bahasa Inggris, mendapatkan pengalaman belajar bersama para pengajar internasional, dan berkesempatan untuk melakukan kunjungan wisata (field trip). Para peserta tetap melangsungkan kegiatan akademik sambil merasakan euforia Summer Course yang dikemas dalam kunjungan wisata.
Kunjungan wisata bertujuan agar para peserta dapat mengenal budaya Sumatera Utara. Pada kunjungan wisata, para peserta mengunjungi dan menjelajahi perkebunan sayur petani lokal yang berada di Desa Lobu Rappa, Kabupaten Sei Asahan.
Ada pula tujuan destinasi lainnya, yaitu mengunjungi Huta Sialagan di Pulau Samosir. Sesampainya di sana, peserta dibimbing secara praktis tentang kehidupan warga suku Batak pada zaman dahulu. Para peserta juga diberi kesempatan mengunjungi pusat perbelanjaan tradisional Tomok, untuk membeli beberapa cendera mata khas Danau Toba.
“Dari field trip ini, tentu mendapat banyak ilmu baru, yakni seputar pertanian, pengurusan pertanian, dan keterlibatan politik dalam pertanian. Untuk ke depan, mungkin boleh ditambahkan program Summer Course ini menjadi sebuah kegiatan utama bagi universitas, karena program ini menarik dengan melibatkan pertukaran ide dan budaya serta penambahan ilmu baru,” ungkap Nurul Syazwani Muhamed Zabidi, peserta asal Universitas Putra Malaysia (UPM).
Setelah menjalani program ini, para peserta diberikan tugas untuk menulis suatu artikel ilmiah, yang membahas mengenai isu kedaulatan pangan di negara asal mereka. Melihat antusiasme dari para peserta, Akim Harahap selaku panitia mengungkapkan bahwa keseluruhan program ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan budaya, serta berharap terus berkesinambungan di setiap tahunnya.
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)