Hits: 75

Raphaella Sondang Jelita Kaban / Khairun Nisa Lubis

Pijar, Medan. Di tengah maraknya budaya minum kopi, fenomena kopi gerobak kian menjamur di berbagai sudut Kota Medan, menawarkan sensasi ngopi yang terjangkau dan dekat dengan keseharian masyarakat. Dengan harga yang ramah di kantong, kopi gerobak ini berhasil menarik perhatian banyak orang, mulai dari mahasiswa hingga pekerja kantoran.

Kopi gerobak kelilling adalah salah satu inovasi baru untuk menjual kopi yang biasa ditemukan di kafe atau kedai kopi, menjadi di jalanan. Gerobak-gerobak ini biasanya ditemui di sekitaran kampus, perkantoran dan kawasan ramai lainnya. Harga yang ditawarkan juga amat terjangkau, mulai dari Rp 8.000,00 kamu sudah bisa menikmati berbagai jenis kopi dengan rasa yang tidak kalah enak dengan kopi ala kafe.

Berbagai brand kopi gerobak sudah diluncurkan dan tersebar di berbagai daerah. Kopi gerobak menyasar kalangan mahasiswa dan pekerja kantoran yang kini lebih mudah mengakses kopi hingga berbagai minuman dengan harga yang ramah di kantong.

Tersedia berbagai jenis minuman kopi, seperti kopi susu aren, americano, dan latte. Ada juga minuman non kopi seperti cokelat, matcha, dan milk tea. Selain itu, tersedia juga varian menyegarkan seperti jeruk dan lemon tea.

Tegar Alamsyah, salah satu penjual kopi gerobak mengaku telah berjualan selama setahun lebih. Ia mengatakan alasannya memilih untuk menjual kopi gerobak adalah karena minat masyarakat terhadap kopi yang semakin melejit, dan peluang bisnis yang menghadirkan kopi dengan harga dan tempat terjangkau.

“Awalnya aku tau dari luar kota sih, ada kopi gerobak. Nah kebetulan di Medan belum ada, jadi a karena masyarakat itu antusisas sekali dengan kopi mulai dari pekerja dan mahasiswa semua tertarik minum kopi, jadi kalau jualan kopi pasti akan sangat untung dan bener aja memang untung,” ujarnya.

Fotografer: Khairun Nisa Lubis - www.mediapijar.com
Antusias mahasiswa Universitas Sumatera Utara terhadap kopi gerobak.
(Fotografer: Khairun Nisa Lubis)

Dengan menggunakan kopi arabika sebagai bahan utamanya, kopi disimpan dalam cup dengan tutup sehingga dapat bertahan lama, kemudian disajikan dengan es batu dan siap untuk diminum. Dalam sehari, kopi gerobak dapat menjual sekitar 100-150 cup, tergantung pada lokasi yang mereka sasari. Bahkan, jika peminatan tinggi, penjual kopi gerobak dapat menyediakan isi ulang minuman. Mereka beroperasi dari Senin hingga Sabtu, biasanya mulai dari pagi hingga sore hari. Namun, terkadang mereka juga bisa berjualan pada hari Minggu, tepatnya saat Car Free Day (CFD).

Meskipun terlihat menjajikan, bisnis gerobak kopi juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat. Dengan semakin maraknya gerobak kopi bermunculan, para penjual harus kreatif agar tetap menarik minat pelanggan. Baik dari prosedur penjualan hingga menu baru yang dipertimbangkan untuk ditambahkan.

Febri, seorang mahasiswa penikmat kopi gerobak mengaku sangat senang dengan hadirnya kopi gerobak di kawasan kampus, khususnya Universitas Sumatera Utara (USU).

“Aku senang sih sama kopi gerobak ini, soalnya kita gaperlu jauh-jauh lagi untuk beli kopi, tinggal ke depan USU aja, terus harganya murah dan rasanya juga lumayan enak,” ujar Febri.

Dengan seluruh keunggulan itu, tidak heran jika kopi gerobak kian diminati, baik oleh mahasiswa yang butuh suntikan semangat, hingga pekerja yang ingin rehat sejenak. Jadi, sudahkah kamu mencoba kopi gerobak hari ini?

(Redaktur Tulisan: Kelly Kidman Salim)

Leave a comment