Hits: 25

Lowla Santa Claudia Manurung

Pijar, Medan. Hari Literasi Internasioal diperingati setiap tahun pada tanggal 8 September dengan upaya untuk meningkatkan, serta menyadarkan masyarakat dunia terhadap literasi. Momen ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan pentingnya literasi dan mendorong setiap orang untuk melek akan literasi.

Literasi merupakan salah satu hak asasi manusia yang dibutuhkan setiap orang. Literasi dapat menjadi pintu menuju kebebasan dunia dengan adanya pengetahuan diri. Literasi menciptakan keterampilan diri, sikap, cara berpikir, dan perilaku yang dibutuhkan dalam mempromosikan kedamaian dunia.

Tahun ini, tema pada Hari Literasi Internasional adalah “Promoting Multilingual Education: Literacy for Mutual Understanding and Peace”, yang memfokuskan kepada bagaimana pentingnya pendidikan multibahasa yang didapatkan melalui peningkatan literasi dalam meningkatkan perdamaian dunia. Dengan adanya kemahiran dalam multibahasa, diharapkan masyarakat dunia akan saling memiliki rasa saling memiliki, hormat, dan pengertian satu sama lain.

Di era sekarang ini, literasi bukanlah menjadi hal yang penting bagi kebanyakan masyarakat. Adanya kemudahan dalam berbagai kebutuhan berupa teknologi seolah-olah menjadi alasan tidak pedulinya masyarakat akan literasi. Literasi banyak ditinggalkan karena adanya teknologi yang dapat memudahkan segala kesulitan yang dihadapi. Walaupun kemudahan dalam berliterasi telah ada, hal tersebut tidak membuat meningkatnya potensi berliterasi dalam masyarakat dunia.

Michael Ang, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, mengatakan bahwa saat ini tingkat literasi bagi mahasiswa cenderung rendah. Literasi mahasiswa tergerus akibat kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi.

“Menurut saya, akibat adanya teknologi yang memudahkan segala aspek, tidak membuat mahasiswa menjadi semakin melek akan literasi. Karena teknologi tersebut, semua hal tidak ingin dibuat sulit dan mengabaikan proses literasi yang membutuhkan konsentrasi serta ketenangan,” ungkap Michael.

“Misalnya, dalam mengerjakan tugas, kebanyakan mahasiswa lebih mengandalkan artificial intelligence (AI) dibandingkan mencoba untuk membaca jurnal ataupun buku yang relevan dengan tugas tersebut. Pemikiran ingin serba cepat serta tidak ingin ribet membuat mahasiwa semakin abai dan menjauh dari literasi,” tambahnya.

Sebagai masyarakat dunia yang turut ambil peran dalam meningkatkan kedamaian dunia melalui literasi, maka terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan literasi. Dikutip dari kemdikbud.go.id, hal-hal yang dapat dilakukan, yakni memperkenalkan kebiasaaan membaca  sejak dini, membuat lingkungan belajar yang kondusif, menggunakan teknologi dalam pembelajaran, mendorong diskusi dan refleksi, serta memberikan umpan balik dan dukungan.

Melalui Hari Perayaan Literasi Internasional, diharapkan masyarakat dunia akan menjadi melek dalam literasi dan memberikan dorongan penuh terhadap kemajuan literasi bagi banyak orang. Mari menjadikan perayaan ini dengan peningkatan secara sadar terhadap pentingnya literasi, sehingga kita dapat menjadi penggerak perdamaian dunia melalui pendidikan multibahasa.

(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)

Leave a comment