Hits: 24
Hanina Afifah
Pijar, Medan. Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) bersama Badan Pengembangan Riset Inovasi Universitas Sumatera Utara (BPRI USU) Enterprise menggelar seminar yang bertajuk “Penguatan Inovasi Ekosistem Startup & UMKM Sumatera Utara untuk Pembangunan dan Keberlanjutan”. Kegiatan ini dilangsungkan secara hybrid, yakni di Gedung Enterprise USU serta melalui Zoom Meeting pada Selasa (27/08/2024).
Seminar ini bertujuan membekali para peserta dalam bidang kewirausahaan, tepatnya dalam hal pemanfaatan modal ventura sebagai pendorong pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) dan UMKM di Sumatera Utara. Modal ventura sendiri merupakan pemberian investasi dalam bentuk pembiayaan oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV) kepada perusahaan rintisan. Umumnya, jaminan dari transaksi ini ialah berupa penukaran modal tunai dengan penjualan sejumlah saham kepada PMV.
Eddi Danusaputro, selaku Ketua Amvesindo sekaligus Direktur Utama BNI Modal Ventura menjelaskan bahwa hadirnya sistem modal ventura ini merupakan salah satu upaya solutif dalam merintis bisnis.
“Mustahil bagi para pelaku startup mendapatkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan, karena mereka masih merintis, pendapatan belum stabil. Maka dari itu, modal ventura dapat menjadi salah satu opsi dalam merintis suatu usaha.”
Namun, perlu diketahui pula bahwa pengunaan modal ventura ini memiliki risiko yang tinggi. Sebab, pelaku startup harus siap untuk menyerahkan sejumlah keuntungannya pada peminjam modal. Maka dari itu, terdapat metrik khusus yang dilihat oleh PMV seperti latar belakang founder team, potensi pasar, konsep bisnis, penjualan, target pasar, serta strategi bertahan dari startup tersebut.
Tidak hanya berisiko tinggi, menggunakan pinjaman modal ventura juga harus melewati perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, startup yang ingin menggunakan pinjaman tersebut harus terbebas dari credit scoring. Yovvi Sukandar, Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Perilaku Konsumen OJK Provinsi Sumatera Utara, mengungkap penyebab terhalangnya peminjaman model ventura di kemudian hari.
“Banyak dari pelaku startup yang gagal mendapatkan perizinan dari OJK, sebab teridentifikasi melakukan pinjaman kredit sebelumnya. Nah untuk terhindar dari hal tersebut, jangan sekalipun terlibat dalam perjudian online, hindari asal klik pada situs web ilegal, dan jangan melakukan transaksi mobile banking saat menggunakan Wi-Fi publik. Sebab, ketiga hal ini memiliki risiko tinggi terhadap pencurian data, yang dapat mempengaruhi status kredit Anda sekalian.”
Friscila, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USU yang merupakan salah satu peserta, memberikan tanggapannya selama mengikuti seminar ini. Ia mengakui bahwa seminar ini sangat memperluas wawasan, terutama bagi mereka yang tertarik untuk membangun usaha bisnis.
“Bermanfaat sekali bagi mereka yang ingin berbisnis, terutama untuk pemula. Sebab, dari kesempatan ini dapat diperoleh informasi terkait alternatif dalam mendapatkan modal usaha serta strategi bisnis lainnya.”
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)