Hits: 24

Nabila

Pijar, Medan. Sosok yang menjadi nyawa keluarga, yaitu Ibu nyatanya paling banyak berkorban. Buku yang mengisahkan tentang perjuangan seorang Ibu ini berjudul Please Look After Mom karya Kyung Sook Shin dan berjumlah 296 halaman. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan terbit dalam bahasa Indonesia pada Februari 2020 oleh PT Gramedia Pustaka Utama.

Kisah yang diceritakan sangat menyentuh, yaitu tentang pencarian keluarga untuk ibu mereka yang hilang. Kisah yang berlatarkan di Kota Seoul ini berisikan seoarang ayah, ibu, dan empat orang anaknya. Ayah dan ibu yang bekerja menjadi petani di perkampungan, bekerja keras membesarkan anak-anaknya hingga sukses. Saat semua anak-anaknya sudah dewasa dan hidup di Kota Seoul meninggalkan kampung kelahirannya, mereka pun mulai jarang mengunjungi ibu dan ayah,  sampai akhirnya ibu dan ayah yang mengunjungi mereka setiap hari perayaan.

Setelah dia hilang, barulah keberadaannya terasa begitu nyata, seolah-olah kau tinggal mengulurkan.” – halaman 152

Dari kutipan itu, tergambar penyesalan seseorang yang telah kehilangan sosok yang amat berarti baginya. Ibu menghilang secara tiba-tiba di stasitun kereta saat akan mengunjungi anak-anaknya di kota. Lalu ayah dan anak yang berjuang mencari ibu, seperti menyebar selebaran dan menawarkan hadiah yang besar.

Dari usaha itu hanya ada telepon masuk yang memberikan lokasi tempat ibu berada. Namun, yang mereka temukan hanya orang yang mirip dengan ibu ataupun hanya telepon iseng saja. Di saat pencarian ibu, anak-anaknya mulai mengetahui rahasia yang selama ini mereka tidak tahu, seperti umur ibunya, juga mengenai ibunya yang tidak bisa membaca dan menulis.

Ayah dan anak-anaknya mulai terbayang kenangan-kenangan saat bersama ibu. Hyong-Chol merupakan anak sulung yang mengingat perjuangan ibunya mengantarkan dokumen untuk tes masuk kuliahnya malam-malam di musim dingin, serta bagaimana ibunya menaruh harapan dan doa untuk seluruh keluarga.

Ayah merasa kehilangan seorang istri yang selama 50 tahun tidak pernah ia anggap. Istri yang selalu dibentak jika tidak melakukan pekerjaan dengan benar, hingga ibu pergi dari rumah karena ayah membawa wanita lain.

Buku ini mengajarkan banyak sekali pelajaran, seperti  kita harus memanfaatkan waktu yang kita punya sebaik mungkin dan luangkan waktu bersama keluarga. Ketika ibu masih ada tidak ada yang menyadari seberapa lelah ibu menjalankan tugasnya. Saat ibu menelepon anak-anaknya dan berakhir diabaikan berulang kali karena sibuk. Saat ibu memasak dan tidak ada yang menghabiskan, bahkan menyentuh hidangannya.

Di dalam buku ini terdapat empat bab yang menceritakan situasi dari sudut pandang berbeda, sehingga saat membaca sedikit merasa bingung dan harus membolak-balik halaman lagi. Setelah membaca buku ini, kita akan  tersadar untuk lebih mengenal dan mengerti ibu yang selama ini menyiapkan makanan, menbersihkan rumah, mengurus acara, dan yang rela melakukan hal yang tak ia suka hanya agar anak-anaknya tidak kelaparan dan merasa hangat.

Kau tidak pernah berhenti menyebutnya Ibu. Sampai sekarang, setelah Ibu hilang. Saat menyerukan kata ”Ibu”, kau ingin percaya bahwa dia sehat-sehat saja. Bahwa Ibu tetap tabah, tidak kebingungan. Bahwa Ibu adalah orang yang ingin kau panggil setiap kali kau sedang menghadapi masalah di kota ini.” – halaman 27

(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)

Leave a comment