Hits: 30

Ayu Nabila Putri

Pijar, Medan. Abinaya Ghina Jamela atau yang akrab disapa Naya, merupakan seorang remaja berusia 14 tahun yang lahir di Padang, 11 Oktober 2009. Jika kebanyakan anak seusianya sibuk bermain gawai, ia justru lebih memilih menghabiskan waktu luangnya untuk menulis dan membaca buku. Berkat hobinya tersebut, ia menjadi seorang penulis di usia yang sangat muda.

Naya mulai menulis sejak berumur lima tahun. Berawal dari menulis puisi, kemudian mencoba menulis esai dan cerita pendek. Dikutip dari salah satu feed Instagram-nya @naya_ghinajamela, ia menyatakan bahwa ia paling suka menulis cerita fantasi dan cerita pendek. Bahkan, ia memiliki cukup banyak tulisan yang dimuat dalam situs web miliknya.

Naya mengungkapkan alasannya menjadi penulis buku, yaitu karena ingin berbagi pengetahuan yang ia dapatkan dari buku yang telah dibacanya. Naya biasanya mencari inspirasi untuk menulis dengan banyak membaca buku, menonton film, berdiskusi dengan orang lain, dan berjalan-jalan ke tempat baru. Saat mendapatkan ide baru, Naya akan segera menuliskannya di buku catatan miliknya.

Meskipun Naya suka menulis, ia mengaku sering mengalami writer’s block dalam prosesnya. Ketika mengalaminya, ia akan membaca ulang tulisannya dan mencari tahu kekurangannya. Jika masih mengalami kebingungan, ia memilih break sebentar dan meluangkan waktunya untuk hal lain, seperti membaca buku lebih banyak dan berdiskusi. Hal ini membantunya dalam mengembangkan ide.

Pada saat usianya menginjak 5—6 tahun, Naya sudah berhasil menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Resep Membuat Jagad Raya”. Buku tersebut bahkan masuk nominasi dalam Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2017. Selain itu, ia juga memperoleh penghargaan lainnya, yaitu Tanah Ombak Award, KEHATI Award, sekaligus dinobatkan sebagai penulis kumpulan puisi tervaforit Anugrah Pembaca Indonesia tahun 2017 silam.

Adapun karya tulisan lain dari Naya yaitu, “Kucing Lelaki Tua dan Penulis yang Keliru”, “Mengapa Aku Harus Membaca”, “Rahasia Negeri Osi”, dan “Aku Radio Bagi Mamaku”. Setiap buku yang ditulis oleh Naya memperlihatkan bagaimana pikiran-pikiran yang terbuka dibangun, karakter-karakter berani berpendapat dipupuk, untuk perlahan membebaskan jiwa pembacanya dari banyak hambatan kegelisahan.

Topik-topik yang diangkat pun beragam. Tidak sebatas dongeng fiksi, tetapi juga merujuk ke isu-isu sosial, rasisme, dan juga feminisme dalam lingkup pandangannya.

Selain menulis buku, Naya juga beberapa kali menjadi pembicara dalam sebuah acara gelar wicara, seperti pada acara Hompimpaa Edufest yang diselenggarakan di Purwokerto pada tahun 2022 yang lalu. Ia juga sempat menjadi salah satu peserta yang menampilkan puisi dalam festival kebudayaan Peristiwa Sastra FKY di Yogyakarta.

Naya juga memiliki akun instagram khusus, yaitu @nayas_breaktime yang berisi ulasan buku, film, dan informasi menarik seputar hal-hal yang berkaitan dengan anak seusianya. Meskipun demikian, ia tidak lupa untuk menghabiskan waktu mudanya untuk bermain. Seperti pada beberapa postingan Instagram-nya yang menunjukkan dirinya tengah asyik bermain dan berjalan-jalan sambil memotret pemandangan di sekitarnya.

Tentu saja, Naya merupakan sosok anak remaja yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak lainnya. Meskipun teknologi saat ini sudah semakin mudah, tetapi banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan potensi diri selain bermain gawai.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment