Hits: 39

Kelly Kidman Salim / Fanny Novitadewi

Pijar, Medan. Baru-baru ini, seorang atlet voli putri Indonesia sedang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat dalam negeri maupun Korea Selatan, terutama pecinta permainan olahraga bola besar ini. Sosok tersebut tak lain ialah Megawati Hangestri Pertiwi.

Ia berhasil dinobatkan sebagai Most Valuable Player (MVP) pada permainan Liga Voli Korea (KOVO V-League) 2023—2024. Hal ini didasarkan atas pengaruhnya dalam melawan tim kuat Korea Selatan Pink Spiders yang belum pernah terkalahkan selama tiga laga sebelumnya.

Perempuan berusia 24 tahun yang akrab disapa Mega ini berhasil membawa kemenangan bagi timnya Daejeon JungKwanJang dengan nama Red Sparks. Meskipun sempat menerima kekalahan dalam dua set pertama, tetapi tim ini mampu membalikkan keadaan pada tiga set terakhir dengan mencetak skor berjumlah 3-2 (21-25, 26-28, 25-22, 25-7, 18-16).

Pemain dengan posisi Opposite Hitter ini memperkuat timnya dengan menyumbang sebanyak 31 poin yang akhirnya membuat tim lawan kalah di kandang mereka sendiri. Pemain berhijab pertama di Liga Voli Korea Selatan ini pun berhasil masuk ke daftar top skor dan membuat dirinya mendapat julukan “Megatron” oleh warga Korea Selatan.

Megawati Hangestri Pertiwi - www.mediapijar.com
Tangisan haru Megawati setelah memenangkan pertandingan di Liga Voli Korea.
(Sumber Foto: Youtube Korean V League)

Keahlian Mega tidak diragukan lagi. Perempuan kelahiran 20 September 1999 di Jember, Jawa Timur, ini telah melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan bola voli sejak ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Hal ini diungkapkan oleh mantan pelatih tim nasional voli putri Indonesia, Risco Herlambang.

“Dia mulai latihan voli itu saat masih kelas 5 SD, ikut latihan sama saya di GOR PKPSO,” ujar Risco melansir dari kompas.com.

Mega pernah mengikuti ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dengan didukung ayahnya pada tahun 2013 ketika ia duduk di bangku kelas 2 SMP. Ia kemudian bergabung ke dalam Surabaya Bank Jatim sebagai pemain muda pada tahun 2015.

Selanjutnya, Mega memulai perjalanannya sebagai pemain profesional pada tahun 2017, ketika ia bergabung dengan klub Garuda Indonesia selama satu musim. Di tahun yang sama juga, Mega mengawali karier yang sebenarnya, yaitu saat turnamen di Vietnam menjelang Southeast Asian (SEA) Games 2017.

Sempat menjadi pemain cadangan yang tidak disangka mampu menyelamatkan tim dari kekalahan melawan Vietnam dengan skor 0-2 di awal, Mega membuktikan kemampuannya dengan membangkitkan kekuatan timnya dan mencetak skor 3-2. Kemenangan inilah yang mengantarkannya menjadi anggota skuad untuk SEA Games 2017 dan keahliannya mulai tersorot publik. Hal ini kembali disampaikan oleh Risco.

“Itu dari set ketiga sampai kelima tidak ada yang bisa memblok (spike) Mega. Pukulannya edan, sampai saya menang 3-2 lawan tuan rumah,” cerita Risco melansir dari CNN Indonesia.

Tahun 2019 menjadi tahun dengan segelintir pencapaian yang diraih Mega. Mulai dari bergabung dengan Tim Nasional Bola Voli Indonesia, memposisikan Jakarta Pertamina Energi sebagai Runner Up, hingga memperoleh penghargaan berupa Best Server ASEAN Grand Prix.

Ia juga bergabung dalam tim Thailand Supreme Chanburi E-Tech dan klub Vietnam Ha Phu Thanh Hoa pada tahun 2020—2021 sebelum kembali ke Surabaya Bank Jatim pada tahun 2022. Ia juga sempat bergabung dengan BJB Tandamata lalu Jakarta Pertamina Fastron sebelum berakhir di tim Korea Selatan Red Sparks.

Sistem baru dari Asian Quota Draft yang merupakan izin untuk menambahkan pemain asing dari Asia ke dalam skuad, membuat Megawati digaji sebesar 100$ USD atau setara dengan 1,579 M per tahunnya oleh klub volinya di Korea Selatan. Hal tersebut membuat banyak orang terkagum dengan nominal fantastis yang diberikan pada dirinya.

Kesuksesan dapat datang dari mana saja selagi kita mencoba untuk meraihnya. Kejar dan lakukanlah segala hal dengan semampu kita karena tidak ada yang terlalu sulit bagi orang-orang yang giat berusaha.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment