Hits: 67

Shafna Jonanda Soefit Pane

Pijar, Medan. Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK), merupakan serial cerita dari penerbit DAR! Mizan yang lahir pada Desember 2003. KKPK sendiri diusung namanya oleh Andi Yudha Asfandiyar. KKPK merupakan pelopor media literasi bagi anak-anak dalam membaca dan membuat sebuah kreasi berupa cerita.

Dilansir dari kecilkecilpunyakarya.com, kini KKPK telah menerbitkan lebih dari 1.250 judul dari sekitar 800 penulis dan telah dibaca oleh sekitar 5 juta anak di Indonesia.

Cerita dalam buku KKPK umumnya berisi tentang kisah kehidupan anak-anak. KKPK dibentuk untuk menampung karya para penulis cilik dan difokuskan untuk anak-anak dengan usia maksimal 12 tahun. Pembaca buku KKPK pun rata-rata merupakan anak kecil, meskipun tidak menutup kemungkinan usia remaja juga membaca jenis buku ini.

KKPK memiliki tiga kategori buku. Pertama KKPK Reguler, novel yang hanya ditulis oleh satu penulis saja dengan berbagai tema. Lalu KKPK Deluxe, memuat dua novel unggulan yang sudah beberapa kali cetak ulang dan ditulis oleh alumnus penulis KKPK, dan terakhir Komik KKPK.

Tidak hanya menerbitkan buku, KKPK juga mengadakan beberapa program kegiatan. Ada tiga kegiatan yang rutin dilakukan, yakni roadshow, workshop, dan wisata buku. Kegiatan ini dilakukan untuk memupuk semangat menulis dan berkreasi bagi anak-anak. Kegiatan roadshow KKPK terakhir kali dilaksanakan pada Juli 2023 dengan tema “Roadshow KKPK dan Kidspreneur Community: I’m Ready to be a Writer!”.

Buku KKPK pertama yang terbit ditulis oleh Sri Izzati, dengan judul “Kado untuk Ummi”. Saat menulis dan menerbitkan buku ini, Sri Izzati masih berusia tujuh tahun. Kemudian, buku kedua yang terbit berjudul “Untuk Bunda dan Dunia” yang ditulis oleh Abdurrahman Faiz yang berisikan kumpulan puisi.

KKPK mulai banyak dilirik pada tahun 2008, setelah diselenggarakannya Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI). Setelah adanya konferensi tersebut, semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk membaca dan mengirimkan tulisan-tulisan mereka pada penerbit DAR! Mizan. DAR! Mizan menjadi tertantang untuk terus meningkatkan kualitas serta kuantitas dari KKPK itu sendiri.

“Dulu pertama kali baca KKPK waktu aku umur 13 tahun. Ada tugas sekolah buat review buku gitu, deh. Disaranin sama teman buat pakai buku KKPK dan akhirnya aku baca. Seru, aku suka banget sama cerita-cerita di dalamnya,” ujar Nayandra Syahli, salah satu pembaca buku KKPK.

Namun, buku KKPK sekarang mulai jarang dibicarakan. Banyaknya jenis buku anak-anak dengan berbagai inovasi baru membuat KKPK jarang diketahui oleh anak-anak. Digitalisasi di era sekarang juga mengalihkan pembaca sehingga sudah jarang membaca buku dalam bentuk fisik. Orang-orang sudah beralih membaca buku di ponsel mereka, yang bisa dibawa dan dibaca kapan saja dengan lebih mudah.

“Kalau dilihat sekarang, kayanya sudah sedikit, sih, yang baca KKPK. Padahal ceritanya banyak yang bagus, tapi sudah banyak juga jenis cerita lainnya. Orang-orang lebih suka baca novel-novel fiksi, romansa, dan sudah ada AU (Alternate Universe) di Twitter juga, ya. Jadi, kalau yang aku lihat, sudah sedikit yang baca KKPK,” tutur Nayandra.

Hingga sekarang, KKPK masih aktif menerbitkan karya-karya keren dari para penulis cilik Indonesia. Buku yang terakhir terbit pada bulan September ini adalah “The Best Selling Author” dan “Hadiah Istimewa Nenek” untuk kategori novel. Untuk kategori komik, ada “Dokter vs Pilot” dan “My Annoying Dad.” KKPK juga tengah mengadakan Bulan Bahasa bersama KKPK 2023 yang dilaksanakan pada 25 September hingga 16 Oktober 2023.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment