Hits: 57
Wiva Anza Dewata
Pijar, Medan. Es dundung. Siapa sih yang tidak mengenal jajanan pencuci mulut yang dingin ini? Es krim yang dapat kita temui dengan sangat mudah dan harganya yang sangat murah, tentu membuat berbagai kalangan sangat menyukainya.
Es dundung atau juga dikenal dengan es puter adalah es krim tradisional rakyat Indonesia yang sampai sekarang masih memiliki banyak penggemar. Es puter muncul setelah kemunculan es krim susu yang dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara. Es ini pada awalnya tercipta oleh keinginan rakyat Indonesia yang pada masa itu ingin mencicipi es krim, tetapi tidak bisa karena harganya yang mahal dan hanya dinikmati oleh kaum tertentu.
Susu yang menjadi bahan dasar utamanya kala itu diganti menjadi santan. Adanya perubahan dalam bahan utama tersebut yang pada akhirnya membuat rasa es dundung ini jauh berbeda, menjadi lebih gurih.
Kuliner ini disebut es puter karena saat pembuatannya, adonan es ditambah dengan perasa dan potongan buah-buahan akan diputar-putar dalam alat pembuat es berbentuk tabung yang terus menerus digerakkan di antara es batu dan garam hingga menjadi kristal. Sedangkan es dundung berasal dari suara yang keluar dari gong mini yang digantung kemudian dipukul oleh si penjual ketika sedang menjajakan jualannya.
Pembuatan es dundung tergolong masih sederhana, tanpa mesin ataupun alat khusus. Tekstur dan tampilan dari es krim ini juga sama persis dengan es krim pada umumnya yang terbuat dari susu. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es dundung selain santan adalah tepung kanji, air putih, gula pasir, susu kental manis, dan vanili. Rasa dari es ini juga beragam, ada rasa pandan, alpukat, vanila, cokelat, bahkan juga durian.
Pada zaman dulu, es krim ini dijual menggunakan gerobak dan bisa dinikmati menggunakan corong atau cone, roti tawar, dan juga cup plastik. Penjual es ini akan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain dan biasanya berhenti di depan sekolah atau taman hiburan yang sekiranya ramai pembeli.
Untuk harganya juga sangat terjangkau, mulai dari Rp3.000 sampai dengan Rp10.000, tergantung wadah apa yang kita gunakan. Es dundung juga diberi variasi dengan menambahkan beberapa toping di atasnya, seperti kacang, ceres, chocochip, dan susu coklat.
Di masa kini, penjual es krim tradisional ini hampir jarang ditemukan karena adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dan persaingan yang ketat. Akan tetapi, es dundung sering dihidangkan dalam berbagai kegiatan, seperti pesta-pesta rakyat, acara pernikahan, atau arisan.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu sudah pernah mencoba es krim tradisional yang super nikmat ini? Atau kamu sedang berada dalam fase rindu dengan jajanan tradisional yang satu ini?
(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)