Hits: 18
Cindy Nathasya Silalahi
Pijar, Medan. Dikutip dari sebuah Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes) pada laman kompas.com, bahwa prevalensi stunting pada tahun 2023 mencapai 21,5 persen. Hal ini menunjukkan sekitar satu dari lima balita di Indonesia mengalami kondisi tengkes.
Kasus stunting menjadi salah satu isu penting dan menarik untuk dibahas. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak, akibat kekurangan nutrisi atau gizi yang diperoleh dalam jangka panjang. Gejala ini terjadi karena ketidakseimbangan zat gizi atau malnutrisi yang didapatkan seorang ibu ketika hamil atau anak pada waktu pertumbuhannya.
Tingginya tingkat persentase dari kasus stunting ini, membuat Rangga Daffa Khairullah Aceh atau yang akrab disapa Daffa, membuat produk puding dengan memanfaatkan daun kelor sebagai bahan utamanya. Ia percaya dan yakin bahwa puding daun kelor dapat menjadi sebuah alternatif untuk mencegah stunting.
“Saya ingin agar masyarakat mengetahui bahwa daun kelor ini sebagai solusi dari terjadinya malnutrisi dan untuk menghapuskan pemikiran atau stereotip masyarakat yang kerap mengaitkan daun kelor dengan hal mistis. Padahal, khasiat daun kelor berperan untuk mengatasi stunting,” ujar Daffa.
Selain membuat puding dengan ekstrak daun kelor, Daffa sekaligus memberikan edukasi terkait beragam olahan yang dapat dibuat dari daun kelor dan bisa dimanfaatkan di berbagai kebutuhan. Produk ini juga menjadi bagian dari program kerjanya yang berhasil mengantarkan Daffa menjadi Duta GenRe Putra Provinsi Sumatera Utara 2024. Selama menjadi Duta GenRe, Daffa mengambil peran dari pengabdian masyarakat dengan menjalankan program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya di daerah terpencil.
Menjadi mahasiswa sederhana dan anak perantauan mendorong dirinya untuk mencari pendapatan tambahan. Awalnya, Daffa menjual camilan keripik daun kelor. Tetapi, penjualan ini tidak berlangsung lama karena kurang diminati oleh para pembeli. Tak menyerah dan menghentikan langkahnya, ia kembali mencoba untuk membuat dan menjual puding daun kelor. Setiap kali produksi, ia menghasilkan sebanyak 20 sampai 30 buah, yang kemudian dijual seharga Rp2.500,00 per buah selama tiga kali seminggu di sekitar kampus.
“Banyaknya peminat dari puding daun kelor ini menjadi suatu kebanggaan dan kebahagiaan karena hal ini dapat meningkatkan kualitas diri dalam kemandirian dan bidang kewirausahaan,” tutur Daffa.
Banyak faktor yang melatarbelakangi Daffa dalam membuat puding daun kelor, tetapi faktor terbesarnya ialah melalui orang tuanya yang dahulu sering mengonsumsi dan membuat kuliner sayur dari daun kelor. Mengetahui tanaman tersebut memiliki manfaat dan mudah ditemukan, mendorong semangat Daffa untuk mengenalkan produknya secara luas.
Kisah Rangga Daffa menjadi sumber inspirasi yang selayaknya diapresiasi. Ia mengajak setiap orang untuk menjalankan pola hidup sehat dengan memperhatikan gizi dan nutrisi yang diberikan ke dalam tubuh mereka. Pastinya, pemenuhan gizi dari makanan sehat memiliki pengaruh besar dalam perkembangan dan kesehatan manusia.
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)