Hits: 3
Famosoh Publisher
Pijar, Medan. Tiada yang lebih melegakan bagi seorang pria di usia muda selain dapat menafkahi diri sendiri. Begitulah yang dirasakan oleh seorang sketcher muda, Danny Syahputra. Berkat goresan pensilnya, kini omset kisaran 1 hingga 2,5 jutaan sudah mampir ke kantongnya. “Rasanya bebas, gak terbatasi dan orang lain juga gak anggap remeh ke aku,” begitu ungkap Danny.
Danny adalah seorang illustrator yang pada awalnya hanya berkarya untuk memuaskan passion–nya. Ikhlas mengerjakan beberapa proyek gratisan yang diinginkan teman-temannya dulu adalah keseharian Danny. Namun lama-kelamaan, alat-alat tentu bisa habis ataupun tidak dapat digunakan lagi dan seperti apa yang dikatakan Joker, “When you good at something, never do it for free.” Danny merasa perlu mengutip dana dari para pelanggan setidaknya untuk membeli alat-alat lagi. Namun kini, tidak hanya untuk membeli alat tetapi untuk sesuatu yang jauh lebih besar daripada itu. Menghidupi diri sendiri.
Adalah orang-orang beruntung yang dapat menjadikan hobi sebagai mata pencaharian. Danny adalah orang tersebut. Liukan pensilnya menghasilkan karya yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Mengawali hobi ini sejak usia kanak-kanak membuat Danny kini sudah luwes dan khatam perihal menggambar. Ia bahkan turut serta dalam acara Pameran Karya Seni Anak Medan di MerapART (Medan Rajanya Party) yang diadakan di Royal Sumatera beberapa waktu silam.
Mahasiswa yang saat ini sedang mengecap pendidikan di Ilmu Komunikasi FISIP USU ini pun tetap menjalankan kuliahnya dengan baik, meskipun disibukkan dengan berbagai permintaan serta persiapan pameran. “Kuliah tetap yang utama lah, yang penting kalo Cuma jajan, jalan-jalan udah pake duit sendiri,” begitu ungkap Danny.