Hits: 171

Suci Say’sah / Dheandra Hanani

“Ketika anda depresi, Anda merasa sendirian dan merasa tidak ada seorang pun yang memahami apa yang anda alami. Anda begitu takut terlihat gila sehingga anda menyembunyikan segalanya di dalam. Anda sedemikian takut orang-orang akan mengasingkan anda sehingga anda menjadi tertutup dan tidak bicara apa-apa soal itu.” Hal 2

Pijar, Medan. Segala kesibukan aktivitas dari kehidupan yang kita lewati bukan tak jarang tanpa masalah dan cobaan. Bagi beberapa orang merasa dapat menjalani dan melewati berbagai ujian tersebut, tetapi sebagian orang  merasa terjebak dan putus asa. Hal tersebut yang terkadang dapat memicu stres bahkan sampai depresi.

Buku Reason to Stay Alive: Kisah Nyata Melawan Depresi dan Berdamai dengan Diri Sendiri merupakan buku karya Matt Haig. Buku ini menggambarkan bagaimana orang depresi diibaratkan sebagai orang yang dikepalanya terdapat bara api yang menyala, tetapi tidak ada satu pun orang yang bisa melihat bara api tersebut. Matt Haig juga menuangkan pikirannya berdasarkan pengalaman pribadi ketika ia sedang depresi.

Matt Haig menceritakan berbagai asumsi yang dipikirkan orang lain terhadap depresi. Orang cenderung lebih mudah simpati jika kita sakit fisik, contohnya kecelakaan, dibandingkan jika kita mengatakan sedang stres atau banyak pikiran. Stigma seperti ini masih terus berkembang di masyarakat.

Tahukah kamu, kecemasan juga selalu beriringan dengan depresi?

Kecemasan adalah rekan depresi. Separuh kasus depresi disertai kecemasan. Kadang-kadang kecemasan memicu depresi. Kadang-kadang sebaliknya. Kadang-kadang mereka berdua hadir bersamaan, seperti perkawinan yang buruk. Meskipun tentu saja ada kemungkinan mengalami kecemasan tanpa depresi dan sebaliknya, -hal 199

Nyatanya depresi itu sangat melelahkan, lho. Namun, dua dari lima orang pasti pernah mengalami depresi dalam titik tertentu dalam hidup mereka. Meskipun tidak sampai tahap gangguan jiwa, tetapi tetap saja kondisi ini menganggu aktivitas kita.

Buku ini mengingatkan kita, bahwa penderitaan itu tidak akan berlangsung selamanya. Kata orang hidup itu seperti roda, selalu berputar, kalau saat ini kamu merasa menderita akan ada waktunya kamu untuk bahagia.

Kebahagiaan itu bisa ditemukan dengan memiliki cinta. Bukan saja cinta dari orang lain, tetapi juga cinta dengan diri sendiri. Cinta sangat ampuh mengatasi depresi dan sejenisnya. Menurut buku ini, mencintai diri sendiri dan orang lain membawa kita lebih bersyukur atas hidup.

(Redaktur Tulisan: Lolita Wardah)

Leave a comment