Hits: 127

Suci Say’sah / Aqillah Syahza Non

“Aku harus bangkit, belajar dari kesalahan dan kegagalan hidup ini, dan itu hanya akan bisa digapai dengan berpangkal pada kekuatan jiwaku sendiri!” – Hal 94

Pijar, Medan. Dalam kehidupan, kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan mulai dari permasalahan cinta, ekonomi, hingga kehidupan kerja. Terkadang, rasa bingung menghampiri saat menyelesaikan berbagai permasalahan yang datang silih berganti. Namun, saat berhasil melewati permasalahan tersebut lahirlah pribadi yang lebih kuat.

Buku Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Selalu Ada Untukku? hadir untuk membantu mengatasi permasalahan dalam kehidupan kita, karena setiap bab yang dituliskan dalam buku ini berisi kisah-kisah yang relevan dalam kehidupan yang kita alami.

Sering kali kita kesusahan untuk menjadi diri sendiri, hingga akhirnya memilih menggunakan “topeng” untuk disukai. Salah satu bab dalam buku ini, membahas kiat-kiat agar menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi diri sendiri, tanpa ada paksaan serta tekanan dari lingkungan sekitar.

“Jika kita ingin menjadi berbeda, kita harus berbuat berbeda. Jika kita ingin hebat, maka kita harus menabrak pilar-pilar kebiasaan, tradisi, kecenderungan, karena hanya dengan cara tersebutlah kita akan melahirkan peradaban atau habit baru bagi hidup kita.” – Hal. 65

Buku ini juga mengajarkan bahwa, sejatinya, siapa yang bersungguh-sungguh mengejar impian niscaya akan mendapatkan hasilnya. Namun, untuk mendapatkan hasil tersebut tentunya harus melewati berbagai proses, perjuangan, pengorbanan, dan kerja keras.

“Aku nggak akan pernah menjadi siapa-siapa, jika aku tidak berani menghadapi tantangan dan risiko berat untuk menjadi siapa-siapa” – Hal. 64

Dalam buku yang berisikan 14 bab ini, terdapat salah satu bab yang boleh jadi relevan dengan kehidupan para perempuan, yaitu ketika masih banyak yang tidak percaya diri dengan keadaan fisik yang dimiliki.

Nah, dalam bab “Aku Ingin Cantik (Aku Benci Tubuhku)” sangat membuat kita tertampar dengan jalan ceritanya. Pada bab ini kita diberikan satu motivasi yang bermakna dan penting dalam menerima diri sendiri.

“Syukuri semua apa yang diberikan Tuhan padamu, di luar sana sangat banyak orang yang tidak sempurna sepertimu, tanpa mata, tanpa pendengaran, tanpa tangan atau kaki, bahkan tanpa nyawa.” –hal 143

Buku setebal 215 halaman ini, direkomendasikan untuk pembaca yang sedang dalam fase peralihan remaja menuju dewasa. Fase tersebut, sering ditemukan hal-hal baru dalam kehidupan yang terkadang membuat terkejut dan bertanya-tanya tentang permasalahan yang hadir dalam kehidupan. Dari buku ini, kita juga dapat mengambil berbagai makna dan pesan tersirat yang bisa diterapkan dalam kehidupan.

(Redaktur Tulisan: Lolita Wardah)

Leave a comment