Hits: 51
Cut Tasya Salsabila
Pijar, Medan. LPM Suara Ekonomi Universitas Pancasila menggelar webinar jurnalistik nasional dengan mengusung tema “The Future of Media in Digital Era: A New Expression in Creativity of Journalism” melalui Zoom, Sabtu (9/10/21).
Webinar ini diadakan dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengembangan kreativitas jurnalistik di era digital. Adapun yang menjadi pembicara dalam webinar ini adalah Amanda Valani Nurvadila (Manajer Produksi Kontan Narasi.tv) dan Azizah Hanum (News Anchor dan Produser Liputan 6 SCTV).
Dalam webinar ini dibahas cara memahami pembuatan konten jurnalisme yang bersifat kreatif dengan memuat elemen yang disebut impactful creative journalis. Dengan begitu, berita yang sederhana dapat dianggap penting dan dipahami oleh audiens.
Pemanfaatan FoMO (Fear of Missing Out) yang dimiliki masyarakat modern pun dibahas demi memaksimalkan seorang jurnalis untuk membuat sederet langkah-langkah konten yang tepat dan cerdas.
Amanda Valani Nurvadila mengungkapkan, ada tiga aspek kreativitas yang perlu dilatih oleh seorang jurnalis muda. “Aspek yang harus dilatih oleh jurnalis muda untuk menuangkan kreativitasnya itu ada tiga, yaitu skeptical thinking, critical thinking, dan creative skill,” tutur Amanda.

Kemudian, dalam webinar ini juga dibahas tentang kiat melakukan public speaking di depan umum. Azizah Hanum melalui pemaparannya memberikan data bahwa sebagian besar orang takut untuk berbicara di depan publik. Meski demikian, menurutnya kondisi ini adalah hal yang wajar dan dapat diatasi dengan metode-metode tertentu.
Menurutnya, berbagai metode itu meliputi mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berbicara di hadapan umum, melatih vokal, ekspresi wajah, hingga mencoba berbicara di depan cermin. Melalui metode itu, diyakininya dapat membantu seseorang untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi di depan publik.
Azizah dalam webinar ini pun juga menyampaikan kiat untuk menghadapi kendala saat berkomunikasi di depan publik. Namun, kata Azizah, itu juga adalah hal yang wajar dan tidak ada orang yang sempurna.
“Kamu harus tau apa yang harus dilakukan jika berada dalam kendala saat berkomunikasi di lapangan. Namun, tidak apa karena nobody is perfect,” pesannya.
(Redaktur Tulisan: Rassya Priyandira)