Hits: 5

 

Talitha Nabilah Ritonga

Pijar, Medan. Teater Siklus Medan berhasil menggelar preview dan malam donasi pementasan yang bertajuk ‘Busung’ di gedung utama Taman Budaya Sumatera Utara, Kamis (22/11).

Pagelaran yang dimulai tepat pada pukul 20.00 WIB ini dilakoni oleh 17 pelakon yang memiliki latar belakang dan usia yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, pementasan ini juga diiringi 3 orang pemusik dan 1 orang penata lampu.

‘Busung’ yang merupakan buah tangan dari Aris Sumampin Damanik ini disutradarai langsung oleh Darma Lubis dengan mengusung konsep dan dikemas secara kekinian serta modern sesuai dengan kondisi dan fenomena yang terjadi di Indonesia.

Naskah yang beraliran surealis dan bersifat satir ini berkisah tentang sebuah kota yang mempunyai kebiasaan mencuri yang mengakibatkan munculnya satu fenomena yaitu ‘busung’ yang dialami hampir seluruh warga kota. Konflik politik yang kuat juga terjadi dalam naskah ini dan beberapa adegan dalam naskah ini juga turut menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi dan hangat di Indonesia.

“Naskah ini menggambarkan perilaku sosial terkait perilaku mencuri. Mempunyai penyakit yang kalau tidak mencuri dianggap bodoh dalam sebuah komunitas sehingga mencuri menjadi perilaku sosial yang membanggakan. Jika tidak mencuri, maka ia akan keluar dari perilaku sosial dalam satu komunitas. Misalnya, tidak ada kebanggaan dalam kalangan birokrat untuk tidak mencuri. Perilaku sosial inilah yang dikemas dalam naskah dan pertunjukan panggung,” tutur Darma saat ditanya mengapa memilih naskah ini.

Salah satu adegan yang ditampilkan saat pementasan 'Busung' di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara, kamis (22/11) (Fotigrafer: Azka Fikri)
Salah satu adegan yang ditampilkan saat pementasan ‘Busung’ di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara, kamis (22/11)
(Fotografer: Azka Fikri)

Preview dan malam donasi pementasan Busung ini menjadi penampilan perdana para pelakon di hadapan umum yang nantinya juga akan dipentaskan di Anjung Seni Idrus Tintin Pekanbaru, Riau.

Pementasan Busung sendiri telah menjalani proses latihan selama kurang lebih satu tahun yang diawali dengan pembacaan naskah. Selama proses latihan, Teater Siklus Medan tidak hanya fokus pada proses garapan tersebut, namun juga berfokus pada latihan dasar teater dan latihan alam yang merupakan salah satu kunci dalam sebuah garapan.

“Sebelum latihan sih biasanya kami melakukan pemanasan dan teknik dasar teater seperti latihan gerak, vokal, rasa, dan ekspresi. Baru-baru ini juga kami melakukan latihan alam. Pada latihan alam kami latihan kejiwaan dan meditasi,” tutur Nico, salah satu pemain dalam garapan ini.

Preview dan malam donasi ini tidak hanya sekadar menonton dan memberi sumbangsih, tetapi beberapa pihak lain, salah satunya seniman yang bergelut di bidang seni peran akan diajak diskusi mengenai pementasan ‘Busung’ tersebut.

(Redaktur Tulisan: Intan Sari)

 

 

Leave a comment