Hits: 96

Star Munthe

“Hidup adalah kenyataan yang paling kompleks—dan kita tak boleh menceritakannya dengan tidak baik hanya untuk mudah diterima. Begitulah Minari dalam layar bingkai kejujuran.”

Pijar, Medan. Menikmati jalan cerita yang begitu apik dalam aliran film keluarga dan segudang problematikanya. Minari mengajak penonton menari pada harapan sejak pembukaannya. Karya Emile Mosseri dalam soundtrack Minari sangat patut dikenang gemilang karena memupuk suasana sejak pembukaan.

Barangkali hanya dengan menutup mata sekalipun, perasaan yang ditawarkan pada film ini begitu terasa. Kekuatan suara menjadi salah satu pemantik api emosi terbaik dalam jiwa karya sinematografi satu ini. Tak hanya suara, segi gambar cerita melengkapi kesempurnaan dari Minari. Sangat layak untuk memenangkan segalanya.

Big Country – Emil Mosseri begitu hangat terdengar dibalut pengambilan gambar yang begitu indah. Kala itu diceritakan Jacob (diperankan Steven Yeun) bersama keluarganya memilih untuk meninggalkan Kanada untuk tinggal di salah satu wilayah sub urban di Amerika Serikat. Sekali lagi, ini adalah tentang pertaruhan demi kemenangan bagi Jacob.

Adik dan kakak yang sedang sarapan sambil bergosip tentang nenek yang baru datang dari Korea Selatan.
Sumber Foto: Aurora nocte films

“Amerika Serikat adalah tanah pengharapan,” begitu hati Jacob percaya pada keputusan sepihaknya untuk membawa warna-warni baru dalam keluarga kecilnya. Salah satu warna itu adalah hitam. Ia begitu terlihat oleh Monica, sosok ibu dari dua anak yang diperankan oleh Han Ye-ri itu ternyata tak begitu terima dengan keputusan sepihak sang kepala keluarga.

Jacob tak sepenuhnya salah dan Amerika memanglah sebegitu terbuka untuk keluarga berdarah Korea Selatan. Baik keluarga Jacob maupun seluruh masyarakat sekitar wilayah mereka tinggal sama-sama mengalami gegar budaya dan memilih untuk beradaptasi.

Film tak diceritakan sebegitu indah dengan cerita cinta romantis atau menyajikan akhir bahagia dengan gaya berbeda demi segala maksud untuk melipur lara penonton tentang definisi keluarga. Lee Issac Chung tak ingin berbohong dan menceritakan kompleksitas hidup dalam sebuah film.

Konflik dibalut mulai dari kebiasan pasutri yang memiliki masalah ekonomi dan tentu saja melahirkan konflik. Seperti biasa, konfliknya tentang teriakan dan sedikit perusakan barang-barang. Kedua anak merasa pertikaian hanya memperburuk malam mereka. Anak inginkan damai dan seharusnya Jacob bersama Monica bisa mendengar.

Harapan dan di sanalah ia berada. Pertengahan film masih kental konflik dan begitulah seterusnya, tapi di balik hujan tentu ada akar yang tumbuh. Ketika Jacob mulai mengeksekusi ladang yang ia sebut kebun kepada sang istri untuk menipu atau malah mencoba menciptakan imajinasi tentang sesuatu yang berbuah dan indah, bukan sesuatu yang tumbuh dan merepotkan. Benar-benar membuat Monica muak, kali ini Jacob bermigrasi untuk menjadi petani.

Sebuah cita-cita dari Jacob adalah untuk merasakan keberhasilan dalam hidupnya, walaupun itu menjadi petani. Monica berusaha jujur dengan segala tuntutan bahwa sebaiknya hidup lebih baik di wilayah perkotaan.

Sekali lagi, pertaruhan Jacob akan menentukan semuanya—bahkan keberlanjutan hubungan pernikahannya. Cerita berjalan dengan Jacob harus melemparkan koin terakhirnya, dan di perputaran koin itu ia hanya punya satu hal, yaitu harapan bahwa keberhasilannya ini akan memperbaiki ekonomi keluarganya. Ketika ekonomi aman, hidup juga akan aman.

Monica berbeda, hidup memanglah pertaruhan. Tapi tentu tidak bisa mempertaruhkan masa depan keluarga. Sebagai ibu, Monica memilih untuk hidup indah dan hangat di tanah yang nyata bukan sekadar janji. Pada suatu ketika Monica harus putus asa dan tak ada lagi Jacob dalam keluarga.

Koin menyatakan mata keberhasilan dan awal yang bahagia. Jacob menang dan semuanya akan baik-baik saja. Monica tidak senang. Semuanya hilang dibakar api dan tersisa debu dan kesadaran.

Akhirnya Minari mengingatkan hidup adalah tentang apapun. Bukan hanya mimpi ataupun tentang ketenangan semata. Dari debu, mereka bangkit dan tumbuh seperti minari. Minari berarti tumbuhan menajalar yang bisa dijadikan sayur, obat-obatan, ataupun tanaman hias. Ia bisa hidup di Korea Selatan, Kanada, maupun Amerika Serikat, asalkan ia memang memilih tumbuh.

Minari menceritakan tentang keteguhan dan kejujuran dalam hidup. Karena angin akan bertiup dan kita mungkin akan bergerak oleh dorongan atau rayuannya. Tapi kita harus tetap memilih untuk bergerak berdasarkan hati. Tapi ini bukan kompleksitas itu sendiri, karena Minari bisa saja adalah kegagalan Jacob, bisa juga hanya cerita adaptasi imigran yang kurang beruntung, atau malah mimpi petani di siang bolong.

Lebih dari itu, sinematografis yang disajikan dalam film ini begitu indah. Tanpa unsur hiperbola, Minari layaknya menyaksikan kehidupan indah tanpa mengenal kesedihan. Bagi penilaian tersebut, Minari bukan segelas omong kosong karena cerita luar biasanya.

Minari adalah salah satu yang terbaik untuk film 2020, atau mungkin salah satu film bertemakan keluarga terbaik sepanjang masa. Dengan itu film ini menyabet sederet prestasi, yang tertinggi adalah memenangkan kategori film berbahasa asing terbaik di Golden Globes 2021.

Minari begitu indah untuk sebuah sinematografi, usai ajang penghargaan Golden Globes usai, sempat menjadi perbincangan besar tentang tidak menangnya Minari dalam kategori Best Picture. Tapi Minari masih punya harapan, Piala Oscar tahun ini melibatkan Minari dalam ragam kategori dan semoga kejujuran dan kompleksitas pada Minari akhirnya memenangkan pertaruhan itu.

(Editor: Widya Tri Utami)

Leave a comment