Hits: 13
Gregorius Fernando / Regina Sitohang
Pijar, Medan. Stadium General adalah rangkaian acara Kongres Pemuda Indonesia berbentuk diskusi umum. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pemimpin Indonesia dan Good News From Indonesia yang dilaksanakan pada (26/10) dengan 2 sesi kegiatan. Webinar dimulai pukul 10.30–15.00 WIB secara daring melalui kanal Youtube Pemimpin Indonesia.
Stadium General dihadiri 130 peserta dari 34 provinsi di Indonesia dan membawakan 5 subtema yaitu Pendidikan, SDM dan Teknologi, Infrastruktur dasar dan Lingkungan, Ekonomi dan Kewirausahaan, Kesehatan dan Kewirausahaan, serta Politik dan Hukum.
Sesi 1 webinar bertemakan “Melihat Potensi Anak Muda melalui Gerakan Perubahan“. Menghadirkan 4 teman diskusi, yaitu Pangeran Siahaan yang merupakan CEO Asumsi.co. Beliau memberikan edukasi mengenai bagaimana anak muda sekarang dapat melakukan gerakan perubahan dengan tingkat kreativitas yang baik. Sebagai CEO dari media digital Asumsi.co, Pangeran Siahaan membahas berbagai artikel menarik tentang media dan isi-isu yang hangat menjadi topik perbincangan media terkini.
Teman diskusi kedua ada Sofian Hadiwijaya yang merupakan CTO Warung Pintar. Ia membahas mengenai munculnya startup baru di Indonesia. “Banyak sekali startup di Indonesia yang ‘terlihatnya’ bagus padahal belum tentu startup itu sendiri dapat melakukan solusi di sekitarnya. Warung Pintar hadir melakukan sebuah solusi, untuk mengembangkan bisnis Warung melalui platform digital mereka,” tutur Sofian.
Anak muda Indonesia memiliki peran penting melalui Kebijakan Publik untuk mempelajari cara berpikir kritis di dunia politik dengan melakukan perubahan yang nyata. Topik tersebut diperjelas oleh teman diskusi ketiga Andhyta F. Utami selaku Co- Founder Think Policy Society bersama Satya Radjasa sebagai Managing Director Korn Fery.
Sesi selanjutnya, mengusung pembahasan mengenai “Kolaborasi Lintas Sektor untuk Indonesia Kuat”. Stadium General menghadirkan Handry Satriago sebagai CEO General Electric Indonesia, Salman Subakat CEO PT Paragon Technology and Innovation, serta Menteri Koperasi, Usaha kecil, dan Menengah Republik Indonesia yakni Teten Masduki.
Ia menjelaskan kelemahan dari UMKM yang ada di Indonesia. “Para pemuda di zaman sekarang lebih memilih menjadi seorang wirausahawan daripada menjadi seorang buruh, tetapi usaha di UMKM ini memiliki tingkat produktif rendah, dikarenakan 98% adalah ekonomi subsisten,” jelasnya.
“Untuk menjadi negara maju, kita harus menambah jumlah wirausahawan. Saat ini kan baru 3,47%, 3,7 kalau tidak salah (persentase jumlah wirausahawan di Indonesia). Sementara Singapore hampir 9%, Malaysia dan Thailand sudah hampir 5%. Nah, kalo tidak salah prasyarat untuk negara maju minimal 4%,” lanjut Teten Masduki.
Di penghujung sesi 2, Arif Rahman Hakim selaku Deputi SDM Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan bahwa anak muda Indonesia memiliki potensi untuk menjadi wirausaha. “Ya, dari kami tentu sangat berharap temen-temen muda kita ini nanti punya apa, orientasi untuk menjadi wirausaha. Karena kita punya potensi itu, alam kita juga mendukung, potensi alam kita mendukung. Tetapi dari sumber daya kewirausahaan masih kurang,” tutupnya.
(Editor: Widya Tri Utami)