Hits: 96

Akbar Gading

Pijar, Medan. Kebutuhan akan musik mendorong adanya industrialisasi musik dan menjadikan musik sebagai sebuah produk. Termasuk pula terdapat berbagai label dan studio rekaman musik yang menjadikan industri musik sebagai salah satu yang terbesar dalam industri hiburan, terutama di dunia barat yang memiliki pengaruh besar dalam dunia internasional.

Adanya budaya pop dan terus berkembangnya globalisasi yang berporos ke dunia barat mendorong pengaruh yang luar biasa dalam industri musik di pasar global. Tak ayal bila industri ini sangat didominasi oleh orang-orang Amerika dan Eropa yang menjadi kiblat dari industri hiburan dunia. Hal ini membuat minimnya representasi dari orang-orang non-Amerika, terutama Asia di industri musik dunia. Padahal pasar musik Asia juga ikut menyumbang nilai yang fantanstis.

Meski ada beberapa musisi berdarah Asia dalam industri seperti Zayn Malik yang memiliki darah Pakistan, namun hal itu masih belum cukup untuk mengimbangi betapa terkotaknya musisi asal Amerika-Eropa dalam industri musik dunia.

Tapi tampaknya beberapa tahun belakangan ini, mulai menunjukkan perkembangan yang positif bagi musisi-musisi berdarah Asia yang berkarir atau masuk ke dalam dunia musik global, terutama Amerika.

Digitalisasi Industri Musik

Perubahan dan cara baru dalam memasarkan serta membuat lagu turut membangun keberanian orang-orang untuk mengekspresikan diri lewat musik. Munculnya berbagai platform streaming musik dan video seperti Spotify, Apple Music, Youtube dan lainnya memudahkan penikmat musik untuk mendengarkan musik secara luas.

Kemudahan ini dimanfaatkan musisi-musisi Asia untuk mengkomersilkan karya musik mereka melalui berbagai platform sebagai media pemasaran sehingga mampu dilihat oleh berbagai orang dari berbagai penjuru dunia. Bahkan beberapa sempat membuat heboh sejagat internet yang membuat pengaruh luar biasa tentang bagaimana berbagai penikmat musik di dunia mengubah pandangan mereka terhadap musisi Asia.

Tentunya kita masih ingat pada tahun 2012 sempat terjadi fenomena global saat penyanyi Asia asal Korea Selatan, PSY, membawa lagu “Gangnam Style” dengan koreografi yang unik sehingga mampu meraih sorotan dunia kala itu. Youtube menjadi platform yang memberi dampak sangat besar pada kesuksesan lagu tersebut hingga di tonton 3,8 milliar kali saat ini.

Gelombang Korea (Korean Waves)

K-Pop menjadi wajah terdepan representasi musisi Asia di industri musik saat ini. Beberapa bahkan mampu menggeser dominasi musisi Amerika-Eropa dalam hal pencapaian seperti pendapatan, penjualan album terbanyak, hingga penghargaan musik. Meledaknya K-pop tak lepas dari betapa loyalnya para fans terhadap idola mereka. Lagu BTS lagi-lagi menjadi daftar teratas dan mendominasi top chart musik selama beberapa tahun terakhir. Hebatnya, bahkan lagu yang dibawakan musisi K-Pop rata-rata menggunakan bahasa Korea sendiri. Adaptasi gaya barat modernoleh musisi-musisi K-Pop ternyata mampu menyita perhatian penikmat musik.

BTS yang kini sedang naik daun di kancah internasional.  (Sumber foto: twitter.com/bts_bighit)
BTS yang kini sedang naik daun di kancah internasional.
(Sumber foto: twitter.com/bts_bighit)

Membludaknya penikmat K-Pop bahkan membawa mereka berkolaborasi dengan musisi top dunia yang sudah melanglang buana di industri seperti Dua Lipa serta Selena Gomez yang pernah berduet dengan girl group Blackpink. Nicki Minaj, Hasley, Lauv, dan lainnya bersama BTS dan masih banyak lagi. Keterbukaan K-Pop untuk berkolaborasi membawa mereka masuk lebih dalam ke industri musik dunia.

Masuknya musisi-musisi K-Pop dalam pasar musik di dunia membawa angin segar bagi musisi Asia lainnya. Mereka dapat menjadi role model bagi orang Asia lainnya dalam berkarya dan berkarir. Mereka kerap kali menduduki tangga billboard di beberapa pangsa pasar musik terbesar dunia.

Musisi rapper dan Musisi Indie Asia

Mungkin sekarang sudah tidak asing lagi untuk mendengar penyanyi beraliran musik hip-hop memiliki wajah Asia. Banyak dari rapper Asia ini datang dari bawah di mana memulai semua usaha dari unggahan di internet hingga berakhir viral dan dikenal. Salah satu punggawa hip-hop asal Indonesia, Rich Brian, sempat mendapat perhatian yang luas di dunia maya lewat lagunya “Dat Stick”. Kemudian ada Joji, pria berdarah Jepang-Australia yang eksis di Youtube dengan rap-nya. Berangkat dari internet ini, mereka kini menerima kontrak dari agensi musik 88Rising yang terkenal fokus dalam merekrut talenta-talenta Asia di dunia musik.

Tak hanya dari aliran musik hip-hop, kini talenta musik berdarah Asia lainnya juga banyak datang dari aliran musik lain. Di musik pop ada Conan Gray yang berdarah Jepang. Lalu penyanyi muslim wanita asal Malaysia, Yuna, yang dikenal lewat lagu “Crush”. Lalu di R&B ada Keshi yang berdarah Vietnam. Ia aktif membuat lagu yang dipublikasikan di Youtube. Dean serta DPR Live juga menjadi favorit yang sama-sama berasal dari Korea Selatan. Dalam aliran Rock terdapat One Oke Rock asal Jepang yang sudah memulai debut bahkan sejak 2012 lewat hits kenamaan mereka “Wherever You Are”.

Musisi Lo-Fi Hip Hip asal Asia, Keshi. (Sumber foto: twitter.com/keshimusic)
Musisi Lo-Fi Hip Hip asal Asia, Keshi. (Sumber foto: twitter.com/keshimusic)

Meski dominasi industri musik masih diisi oleh musisi Amerika-Eropa, namun tak menutup musisi Asia untuk mampu bersaing dan bersinar. Masih banyak musisi Asia yang memiliki talenta tak kalah baik dengan musisi dari berbagai belahan dunia lain. Contoh-contoh di atas hanyalah beberapa dan masih banyak lagi penyanyi hebat Asia lainnya, terutama di Indonesia yang kini perlahan mulai dilirik pasar musik dunia.

Keterwakilan musisi Asia sepatutnya menjadi sebuah hal yang harus terus didorong. untuk membawa orang-orang mengenal budaya Asia, agar dapat memahami satu sama lain. Musik mampu membawa perubahan itu dan menjadikannya sebuah alat komunikasi antarbudaya yang efektif.

(Editor: Widya Tri Utami)

Leave a comment