Hits: 42

Erizki Maulida Lubis

Pijar, Medan. Setelah UNESCO menetapkan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2009 lalu, kini peringatan hari batik pun selalu dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Pada saat itu juga, batik ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity atau Warisan Kebudayaan Manusia kategori Non-Benda.

Hari Batik Nasional adalah salah satu hari perayaan nasional bangsa Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai warisan budaya. Batik sendiri merupakan warisan budaya kebanggaan masyarakat Indonesia yang sudah diakui dunia. Bukan hanya sekadar warisan budaya, batik Indonesia memiliki keistimewaan karena motifnya terpengaruh dari berbagai budaya di seluruh wilayah Indonesia. Namun, mengapa Hari Batik Nasional harus ditetapkan pada tanggal 2 Oktober?

Dilansir dari detikcom, sejarah Hari Batik Nasional bermula saat batik diakui pada sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang warisan budaya non-benda yang diselenggarakan UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009. Pada sidang tersebut, batik resmi terdaftar sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Non-Benda Warisan Manusia di UNESCO. Pengakuan UNESCO ini yang kemudian mendasari pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Ketetapan Hari Batik Nasional ini tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009, yang berisi bahwa tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik. Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal yang sudah ditetapkan. Meskipun begitu, Hari Batik Nasional bukanlah hari libur.

Tahun ini merupakan perayaan ke 11 tahun Hari Batik Nasional sebagai warisan budaya non-benda. Meskipun perayaannya harus kita hadapi dengan adanya pandemi Covid-19, namun sebagai masyarakat Indonesia, baik pejabat pemerintah, pegawai negeri maupun swasta, pekerja biasa hingga para pelajar sebaiknya mengenakan baju batik dalam menjalankan aktivitas. Hal tersebut merupakan salah satu sikap untuk menunjukkan rasa cinta kepada batik nusantara Indonesia.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah seorang karyawan pembuat batik asal Medan mengatakan bahwa batik adalah budaya yang wajib dipertahankan. “Batik itu harus kita pertahankan, karena sejak zaman dahulu batik sudah ada. Mempertahankan batik dapat dimulai dari melestarikan batik maupun mengenakan batik, karena batik adalah salah satu budaya kita,” tutur Ibu Suriyani selaku karyawan Ardhina Batik Medan.

“Batik Indonesia memiliki ciri khas yang dapat dikatakan sangat berbeda dari batik-batik negara lain. Ciri khasnya pun tak dapat dicontoh oleh negara lain juga. Mulai dari keunikan corak, motif, hingga warna yang khas itulah yang menandakan batik kepemilikan Indonesia. Contohnya saja, batik Sumatra memiliki ragam motif dan warna yang unik. Terdapat gorga dari Batak dengan warna khas merah dan hitam, tepak payung dari Melayu dengan warna khas kuning dan hijau, serta masih banyak lagi motif lainnya,” tambah Ibu Suriyani.

Salah satu contoh motif batik dari Sumatra yaitu "Gorga Batak", seni khas suku Batak.  Sumber Foto: Pinterest
Salah satu contoh motif batik dari Sumatra yaitu “Gorga Batak”, seni khas suku Batak.
Sumber Foto: Pinterest

Saat ini, batik sudah sangat berkembang dan telah diproduksi di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, dan sebagainya. Motif-motif yang terdapat di batik juga pastinya memiliki makna maupun filosofinya, tergantung dari ciri khas daerah masing-masing. Setiap motif itu memuat simbol dan filosofi kehidupan masyarakat Indonesia.

Seperti kata Pramono Anung, selaku Sekretaris Kabinet, bahwa sebenarnya batik merupakan perekat bangsa sekaligus menjadi simbol persatuan. Dengan berbatik, tidak ada lagi strata sosial. Kaya maupun miskin akan terlihat sama karena batik menunjukkan kolektivitas dan kebersamaan. Dengan demikian, batik sudah sangat menunjukkan identitas bangsa Indonesia, yaitu bangsa yang besar dan bersatu.

Perayaan Hari Batik Nasional dilaksanakan sebagai apresiasi terhadap salah satu budaya Indonesia yang kita miliki. Selain sebagai bentuk apresiasi, perayaan batik juga akan membuat generasi-generasi yang lebih muda menjadi lebih cinta terhadap batik, serta dapat memperkuat eksistensi batik Indonesia.

(Editor: Widya Tri Utami)

Leave a comment