Hits: 21

Esra Natalia Margaretha

Pijar, Medan. IDN Times kembali mengadakan Indonesia Writers Festival untuk yang ketiga kalinya pada tahun 2020 ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Indonesia Writers Festival dilaksanakan secara daring. Kegiatan ini dilaksanakan dalam enam hari berturut-turut, sejak Senin (21/09) hingga Sabtu (26/09).

Indonesia Writers Festival sendiri merupakan kegiatan yang diadakan oleh IDN Times dan berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia dalam bidang menulis. Kegiatan ini melibatkan para pembicara dari berbagai latar belakang yang akan berbagi pengalaman melalui kelas menulis dan talkshow. Nadin Amizah, Nadhifa Allya Tsana, Sal Priadi, Ivan Lanin, Fajar Nugros, Ignasius Jonan, dan juga 18 pembicara lainnya turut hadir. Kegiatan ini terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya sedikitpun dan dapat diakses melalui Zoom ataupun live streaming pada kanal Youtube IDN Times dan akun Instagram @IDNTimes.

Pada hari Sabtu, yang merupakan sesi terakhir dari Indonesia Writers Festival 2020, acara ditutup dengan talkshow yang diisi oleh Ivan Lanin sebagai pembicara. Ivan Lanin sendiri merupakan seorang founder dari Lingua Bahasa dan Narabahasa, yang mana kedua lembaga tersebut merupakan lembaga pelatihan keterampilan berbahasa Indonesia.

Sesi kali ini mengangkat tema “Sopan Santuy di Media Sosial” yang membahas mengenai penggunaan bahasa yang baik dan benar serta fenomena bahasa slang di media sosial.Acara ini dipandu oleh Bayu D. Wicaksono sebagai moderator yang membangun suasana santai selama sesi berlangsung.

“Ketika berbicara, gaya bahasa yang digunakan itu lebih lentur daripada ketika kita menulis. Dan media sosial merupakan hibrida dari kedua gaya tersebut. Bentuknya tulisan, tetapi cara kita mengungkapkan gagasan itu tetap mengikuti gaya kita sewaktu berbicara,” jelas Ivan Lanin mengenai aturan bahasa yang digunakan di media sosial.

Ivan Lanin juga menjelaskan mengenai perbedaan antara berbahasa yang baik dan berbahasa yang benar. Berbahasa yang baik adalah berbahasa yang sesuai dengan konteks, sedangkan berbahasa yang benar adalah berbahasa yang sesuai dengan kaidah.

“Bahasa slang merupakan bagian dari dinamika bahasa, sehingga seharusnya tidak menyebabkan dampak yang buruk. Yang kemudian menjadi kendala dan hambatan yang harus dicari solusinya adalah bagaimana agar anak-anak, orang-orang dari generasi baru ini bisa membedakan kapan mereka diijinkan untuk menggunakan bahasa slang dan kapan mereka harus menggunakan bahasa dengan ragam yang berbeda,” tegas Ivan Lanin mengenai bahasa slang di media sosial.

Acara ini ditutup dengan adanya sesi tanya jawab antara pembicara dan juga para peserta yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Selain pengetahuan yang telah diberikan oleh para pemateri, para peserta juga akan mendapatkan sertifikat elektronik serta hadiah berupa uang tunai dan juga smartphone bagi peserta yang mengikuti writing competition.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment