Hits: 283

Laura Arya Wienanta

“Hidup adalah soal pengabdian. Bukan pembuktian” –Ripa AJP

Pijar, Medan. Ripayandi David AJP begitulah nama lengkap dari sosok yang merupakan Sekertaris Unit SAHIVA USU, salah satu organisasi yang bergerak di bidang pencegahan narkoba, HIV/AIDS dan organ reproduksi. Ia pun merupakan penggagas dari organisasi SAHIVA tersebut dan juga beberapa organisasi lainnya seperti HMI, Teater O dan Kompas USU.

Pantas saja ia didedikasikan sebagai “The Most Valuable Man of The Year” pada Puncak Pemilihan Duta USU, hal tersebut karena saat ini pun Ripa sedang membina beberapa organisasi lainnya yaitu Speak Up Communication USU dan Mepro USU. Ia juga turut membimbing pengelola akun media sosial yang sudah akrab di telinga sobat PIJAR, yaitu anakUSU.

Rasa cinta akan dunia komunikasi membuatnya aktif sebagai fasilitator dan pembicara di berbagai kegiatan, seminar juga roadshow. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga mancanegara. Adapun kegiatan yang dilakukannya saat ini ialah sebagai fasilitator kesehatan, communication trainer, outbond&nature tracking guide dan promotor event.

Namanya pun tak asing lagi bagi siswa-siswi SMA yang sedang berjuang untuk menggapai pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Bagaimana tidak, beliau merupakan pemilik Medan Talent School dan Mentor Senior di Skuller Education Centre, sebuah lembaga pendidikan dan bimbingan belajar. Ketika mengunjungi laman Instagram pria satu anak ini, sobat Pijar akan banyak meemukan berbagai tips dan trik lulus ke PTN.

Pengabdian lah yang mendasari sifat murah hati yang dimilikinya. Ketika ia dapat membagi ilmunya pada orang lain, maka timbul kesenangan tersendiri bagi dirinya. Ripa percaya, rumus rejeki sejatinya semakin banyak memberi maka akan semakin banyak menerima.

“Banyak siswa yang punya keinginan besar (masuk PTN), tapi nggak tau harus ngapain. Makanya saya bantu mengarahkan. Ibarat alamat, saya bantu menuntun mereka untuk mencapai tujuan. Saya merasa senang dan puas ketika berhasil membantu mewujudkan mimpi mereka,” ujar Ripa.

Walau Ripa sudah mengukir banyak prestasi dan pengabdian yang luar biasa, ia tetaplah sosok pria yang rendah hati dan apa adanya. Baginya, hidup adalah soal pengabdian bukan pembuktian. Kalau ia hanya berusaha membuktikan, maka takkan ada habisnya.

Ripa menganggap bahwa masih banyak ilmu yang bisa didapatkan di luar mata kuliah, oleh sebab itu janganlah pernah merasa cukup. Teruslah belajar, mulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar. Hal ini bertujuan supaya ketika tamat nanti, sudah banyak ilmu yang telah didapat.

“Saya paling marah ketika melihat orang-orang bodoh, dalam arti orang-orang yang tidak mau belajar, tapi ketika diajarin malah tidak mau. Maka janganlah menjadi manusia bodoh,” tutupnya.

(Redaktur Tulisan: Nadia Lumongga Nasution)

1 Comment

  • Stefani
    Posted 24 November 2019 16:40 0Likes

    Mau nanya ka, cara daftarnya gimana ya?

Leave a comment