Hits: 274

Widya Tri Utami

Pijar, Medan. Universitas Stanford dan Elsevier BV kembali merilis daftar nama Ilmuwan Paling Berpengaruh di dunia tahun 2021. Bertajuk “World’s Top 2% Scientists 2021 from ASEAN Countries”, terdapat 58 ilmuwan asal Indonesia yang berasal dari berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi masuk ke dalam daftar. Dari daftar tersebut, terdapat nama Prof. Dr. Eng. Himsar Ambarita ST., MT dari Universitas Sumatera Utara (USU).

Guru Besar Teknik Mesin USU ini merupakan alumni S1 Teknik Mesin USU, meraih gelar S2 di ITB Bandung, hingga mendapat gelar doktor dan Post Doctoral Research Fellow dari universitas yang sama yakni Muroran Institute of Technology di Jepang. Ia memang aktif melakukan berbagai penelitian serta diundang sebagai pembicara di berbagai forum nasional maupun internasional hingga sekarang.

Prof Himsar mengakui bahwa dirinya memang tidak pernah merencanakan atau meminta diurutkan dalam pemeringkatan ini. Pada nyatanya, yang ia lakukan hanya mempublikasikan hasil penelitiannya dan turut dibantu oleh para mahasiswanya.

“Mungkin para peneliti di luar sana melihat kinerja kita dari Teknik Mesin ini layak dijadikan referensi dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Memang beberapa kolega dari dalam dan luar negeri memberikan pengakuan atas beberapa karya itu. Saya merasa bersyukur bisa memberikan kontribusi dalam bentuk reputasi seperti itu,” ungkap Prof Himsar di salah satu pidatonya.

Saat ini, Prof Himsar menjabat sebagai Ketua Tim World Class University (WCU) USU. Program ini bertujuan mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk meningkatkan reputasi akademik di tingkat internasional. Tidak jauh-jauh dari dedikasi Prof Himsar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Sebelum menapaki predikat dalam World’s Top 2% Scientists 2021 from ASEAN Countries, Prof Himsar sudah lebih dulu mendapatkan berbagai penghargaan dari program-program lainnya. Pada 2013, dirinya mendapat Penghargaan Inovasi Bidang Otomotif Sumatera Utara dari IMI Sumut. Kemudian pada 2014, ia mendapat predikat The Most Urban Concept Alternative Gasoline Car in Asia dari Shell Asia.

Berbicara mengenai prestasi, tentunya setiap orang memiliki pemaknaannya masing-masing. Bagi Prof Himsar, prestasi adalah ketika penghargaan tersebut bermanfaat untuk orang lain, khususnya bagi anak-anak didiknya.

“Saya pribadi yang saya akui sebagai prestasi adalah jika semakin banyak alumni teknik mesin yang kami ajar berhasil di setiap profesinya dan tentu cinta almamaternya. Kalau itu tidak tercapai maka kami akan merasa gagal dan semua pengakuan itu tidak ada artinya,” jelasnya.

Pria kelahiran tahun 1972 ini berharap agar kontribusi yang diberikan juga bisa menjadi kebanggaan kepada orang-orang di sekitarnya. Bersama para mahasiswa, ia hanya ingin berbuat sesuatu bagi perkembangan ilmu pengatahuan. Karena baginya, penghargaan itu bukanlah merupakan tujuan melainkan hanya bonus semata. Dengan kata lain, juga sebagai motivasi untuk semakin giat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan.

(Redaktur Tulisan: Lolita Wardah)

Leave a comment