Hits: 1229

Annisa Rahmi

Bukan sekadar dari apa yang kita miliki, tapi dari siapa saja yang kita temui. Sebab kesuksesan ibarat parfum, menebar wangi kepada banyak orang. Sebab kesuksesan ibarat payung, memberi teduh dan menjadi manfaat di tengah hujan.

Pijar, Medan. Baginya, pergaulan sangat berpengaruh terhadap apa yang ia peroleh saat ini. Dimulai dari sebuah pertemanan, dari satu orang ke yang lainnya. Berani melibatkan diri berada di tengah orang-orang hebat dan berpengaruh, lantas memotivasi dirinya untuk terus maju dan ikut terdorong untuk sukses. Ya, dia adalah Putri Windasari, perempuan kelahiran Kisaran, 08 April 1994.

Sejak kecil, anak bungsu dari tiga bersaudara itu memiliki hobi bernyanyi dan berolahraga. Lahir dan besar di Kisaran, sosok yang biasa disapa Uti ini pun tidak membuat dirinya hanya terkungkung menjadi anak rumahan biasa. Justru, ia begitu bersemangat mengembangkan hobi dan bakatnya.

Meski semasa kecil dikenal sebagai anak pendiam dan pemalu bahkan sempat membuat dirinya menjadi bahan bully-an, perempuan penggemar sate padang itu tidak tinggal diam. Semakin beranjak mengikuti usianya, perannya tidak lepas untuk membuktikan kepada semua orang bahwa Uti adalah orang yang layak dan tidak dipandang sebelah mata. Ia gigih belajar hal-hal baru dan tidak membuat ‘tembok’ pada dirinya untuk membuka diri kepada siapa saja. Ramah, satu kata untuk karakter perempuan satu itu.

Tidak hanya dikenal baik oleh banyak orang, di mata keluarga dan saudara-saudaranya Putri diakui sebagai sosok inspiratif. Terbukti dari pengakuan adik sepupunya, Vionita Anjani dalam sebuah kesempatan wawancara singkat.

“Kak Uti itu orangnya baik, rajin, terus wanita yang strong, dia emang gigih orangnya. Kalau apa yang dia pengen harus tercapai gitu,” kata Vionita.

Sejak duduk di bangku sekolah SD Negeri 010087 Kisaran, Uti kerap mengukir prestasi. Hingga ia lanjut ke SMP Negeri 1 Kisaran tahun 2005 dan SMA Negeri 1 Kisaran tahun 2008, perempuan berdarah campuran Jawa-Melayu tersebut sudah memberanikan diri mengikuti ajang Jaka Dara Kabupaten Asahan dan mendapatkan peringkat kedua.

Kesehariannya selama mengenyam pendidikan di bangku sekolah ikut dipadatkan dengan berbagai kegiatan ekstrakulikuler, seperti Paskibraka se-Kabupaten Asahan, OSIS, dan sanggar tari tradisional Kabupaten Asahan.

“Alhamdulillah saya sering diminta tampil dalam acara besar yang turut dihadiri oleh para pejabat Kabupaten. Senanglah bisa tampil di acara besar seperti itu, ada Bupati juga hadir menyaksikan,” kata gadis yang juga punya hobi kuliner itu, Minggu (08/10).

Kemudian tahun 2011, ia melanjutkan studi pendidikannya ke perguruan tinggi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Asahan dengan mengambil jurusan Matematika. Di jenjang S1 ini, Uti kembali disibukkan dengan mengikuti lomba-lomba modelling pada zaman itu dan membuahkan hasil mengagumkan. Diantaranya, Juara 2 Duta Wisata 2011 Kabupaten Asahan, Runner Up 2 Duta Wisata 2011 Provinsi Sumatera Utara, Juara 1 Putri Danau Toba 2012 Tingkat Nasional, Juara 2 Putri Indonesia 2013 Perwakilan Sumatera Utara, Juara 1 Putri Indonesia 2014 Perwakilan Sumatera Utara, dan Juara 1 Pemenang Wajah Femina tahun 2015.

Kini, Uti mengepakkan sayap karirnya seperti apa yang dulu pernah ia cita-citakan. Berbekal prestasi dan pengalaman yang ia torehkan sejauh itu, Putri Windasari bukanlah seorang gadis pendiam dan pemalu lagi. Sebagai seorang reporter sekaligus news anchor di perusahaan stasiun televisi swasta ternama di Ibukota PT.Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, Uti pun dipercaya untuk mengambil andil di bagian News Redaksi Trans 7 Jakarta.

Putri Windasari saat melaporkan berita di news redaksi trans 7. Sumber foto: dokumentasi pribadi Putri Windasari
Putri Windasari saat melaporkan berita di news redaksi trans 7.
Sumber foto: dokumentasi pribadi Putri Windasari

Lepas lulus dari studi S1-nya hingga sekarang ini menjadi seorang reporter, bukanlah sebuah perjalanan singkat. Di awal memulai karirnya, Putri mengaku tidak punya basic jurnalistik sama sekali karena memang latar belakang pendidikannya dari jurusan Matematika. Ditambah lagi, bekerja di media menawarkannya pada resiko lapangan yang cukup tinggi dan tidak punya banyak waktu untuk sering menyambangi kampung halaman. Namun dibalik kesulitan itu semua, Uti mengaku bahwa menjadi reporter tidak membuatnya menyesal. Karena ia dapat terus mengasah ilmu lapangan, jiwa kemanusiaan pun semakin kuat, dan rasa sosialisi yang tinggi.

“Semua itu enggak terlepas dari apa yang selama ini diperjuangkan. Bagi saya, apapun yang terjadi hidup harus tetap berlanjut. Belajar, bekerja keras, mandiri, gigih dalam berusaha, dan pantang putus asa adalah modal agar kita kuat menghadapi tantangan apapun di depan sana,” ungkap Putri dengan suara khasnya.

Meski harus meraba-raba di awalnya, tapi kalau kita niat dan sungguh-sungguh, semuanya pasti akan terbayar. Begitulah kisah inspiratif dari sosok Putri Windasari. Tak lupa ia berpesan kepada teman-teman semua bahwa tetap semangat, percaya diri, dan pandai bergaul haruslah ditanamkan untuk menuju sebuah kesuksesan yang sesungguhnya.

(Redaktur Tulisan : Maya Andani)

Leave a comment