Hits: 20

Alvira Rosa / Hidayat Sikumbang

Pijar, Medan. Seorang Albert Einstein pernah berkata bahwa tidak ada gunanya untuk menjadi manusia yang berhasil. Tapi alangkah baiknya kita bisa menjadi manusia yang berguna. Itulah yang mendasari sebuah perjuangan bagi seorang M. Iqbal Harefa. Ia merupakan seorang mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

Iqbal kini menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Universitas Sumatera Utara periode 2019-2020. Sebelum menjabat, ia juga pernah menjadi Gubernur Mahasiswa di fakultasnya. Pengalaman demi pengalaman yang telah malang melintang di bidang kepemimpinan, pada akhirnya memantapkan dirinya untuk mengisi jabatan sebagai Presiden Mahasiswa.
“Kalau kita hidup hanya untuk diri sendiri, kita akan dianggap kecil sekali. Ditambah selama proses kehidupan di kampus, menerima beasiswa, hingga pada akhirnya memiliki pengalaman, diberangkatkan ke sana ke mari dan diajari banyak hal,” ungkap Iqbal. Ia juga menambahkan, dari pengalaman beasiswanya ini, pada akhirnya menimbulkan pertanyaan besar di kepalanya.

“Apa manfaatku di kampus ini?” Hingga pada akhirnya, ia mencoba untuk mengambil langkah berani, yakni bergabung dengan Pemerintahan Mahasiswa (PEMA). Keputusannya untuk memantapkan diri mengikuti pemerintahan di dunia kampus bukanlah tanpa alasan. Segudang prestasi dan pengalaman di dunia beasiswa seperti Beasiswa Bidikmisi, Rumah Kepemimpinan, dan Sahabat Pemimpin berhasil menempa kemampuan leadershipnya.

Mencalonkan diri untuk menjadi seorang Presiden Mahasiswa, lalu terpilih, hingga pada akhirnya mengepalai sebuah kabinet dengan nama ‘Kabinet Ambil Peran’ adalah salah satu kebanggan tersendiri baginya. Pengalaman demi pengalaman setelah terpilih dan diberikan amanat dalam Pemilihan Umum Raya (Pemira) di tahun lalu dengan perolehan 6000 suara.

Bukan sekali dua kali dirinya mendapat kecaman dari beberapa pihak yang tidak setuju padanya. Tentu saja, ia pernah merasa resah karena hal ini. Lantas apa yang membuat dirinya bertahan?.

“Menjadi pemimpin artinya adalah siap menderita,” ujarnya. Dalam memimpin dan mengemban jabatan, pasti ada badai yang menerpa. “Kita tidak bisa memuaskan banyak orang. Meskipun sesempurna apapun kamu memandang dirimu,” katanya lagi.

Redaktur Tulisan: Intan Sari

Leave a comment