Hits: 263

Kaki Publisher

Dewasa ini, tampaknya geliat pegiat seni di Kota Medan semakin menunjukkan pertumbuhannya yang masif. Tak terkecuali dengan pegiat seni musik yang semakin eksis sekitar 3 tahun terakhir. Pernyataan ini ditandai dengan hadirnya skena musisi-musisi di Kota Medan yang kian hari kian menunjukkan keeksistensiannya. Termasuk juga halnya dengan skena musisi cover.

Abdul Aziz Hedra, salah satu pegiat musik cover di Kota Medan. Pemuda yang akrab disapa Adul ini telah banyak dikenal oleh anak-anak muda di Medan maupun di luar Medan. Sebelum dikenal sebagai musisi cover, sejak SMA pada tahun 2015, Adul tergabung ke dalam suatu grup musik di sekolahnya dan aktif mengikuti berbagai festival musik pelajar maupun umum.

Dirinya kemudian beralih untuk menjadi solois karena beberapa masalah internal dalam band-nya. Salah satu mahasiswa Manajemen USU ini memulai debut perdananya sebagai musisi cover pada tahun 2018. Saat ini dirinya tercatat sebagai musisi cover pria dengan subscribers terbanyak di Kota Medan. Tercatat hingga kini, dirinya telah mempublikasikan 23 video cover musik dengan pencapaian sebesar 1.360 subscribers di kanal YouTube­­-nya; azizhedraa.

Meski tak jarang menerima beragam polemik, pergerakan dirinya sebagai musisi cover di Kota Medan patut diapresiasi. Bagaimana tidak, dirinya tidak hanya sekadar meng­-cover lagu, melainkan selalu memberikan sisi totalitasnya dengan berbagai cara. Ini ia lakukan demi memanjakan penontonnya.

“Dari segi audio maupun video, aku selalu pengin totalitas di setiap karya-karya cover-ku. Aku enggak mau asal-asal,” tutur Adul dengan semangat.

Salah satu karya cover Abdul Aziz Hedra di YouTube, Break My Heart Again – FINNEAS. (Sumber Foto: Kaki Publisher)

Adul yang sukses di pergerakan musik cover Kota Medan ternyata tidak berasal dari latar belakang keluarga musisi. Namun, dari skena musik ini Adul sedikit demi sedikit belajar tentang pemahamannya terhadap musik. Baginya, menggeluti musik adalah sesuatu yang menyenangkan.

Sepak terjang Adul dalam skena musik cover ini pun membuat dirinya beberapa kali diajak kolaborasi oleh musisi cover wanita terkenal di Kota Medan. Dari kolaborasi ini, Adul lebih mendapatkan relasi dan eksposur yang lebih luas lagi. Bahkan, pada 2020 lalu, Adul diajak untuk bergabung bersama salah satu manajemen musik ternama di Kota Medan.

Karakteristik suara Adul yang “serak-serak basah” memberikan ciri khas tersendiri dalam dirinya. Setiap nada yang ia lantunkan selalu memberikan warna-warna yang tidak didapat pada musisi cover lainnya. Hal inilah yang membuat suatu memori tersendiri kepada penontonnya.

Baginya, skena musik cover di Kota Medan membuka cakrawalanya tentang proses kreatif bermusik. Mulai dari praproduksi; aransemen lagu dan aransemen vokal, produksi; rekaman, mixing dan mastering, hingga pascaproduksi; publikasi dan promosi.

Meski skena musik cover sering diterpa polemik hak cipta dan royalti, Adul tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dari perspektifnya yang menggeluti langsung skena musik cover di Kota Medan, Adul malah mengapresiasi hal ini agar tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Dirinya pun siap jika harus berbagi royalti kepada musisi aslinya.

“Mau bagaimana pun situasi dan kondisinya, selalu hargai siapa pemilik dari lagu tersebut,” pesan Adul kepada siapa saja yang ingin meng-cover sebuah lagu.

Leave a comment