Hits: 31
Rizka Gusti Anggraini Sitanggang
Pijar, Medan. Belakangan ini, semakin banyak anak-anak muda Indonesia yang berhasil mengepakkan sayap karirnya di dua bidang, yaitu pendidikan dan entertainment. Bukan sekadar populer, tapi juga berprestasi dan menyuguhkan kemanfaatan sebagai seorang public figure yang memang patut dijadikan referensi untuk melakukan hal-hal positif. Tentu, terbilang tidak mudah membagi waktu dan peran sebagai seorang pelajar sekaligus artis. Tapi, berbeda dengan sosok gadis yang satu ini. Ia justru mampu berselancar di keduanya dengan apik dan sukses menginspirasi banyak anak-anak muda Indonesia.
Gadis kelahiran 27 Juli 1992 itu bernama Gita Savitri Devi, biasa disapa Gita. Sejak 2010, Gita memijakkan kaki pertama kali di Jerman untuk melanjutkan pendidikan S1 jurusan Kimia Murni di Freie Universitat Berlin. Pilihannya untuk ‘jauh’ dari Indonesia bukan tidak beralasan, bukan berarti pula tidak peduli atau sampai tidak bisa berkontribusi. Terbesitlah ide dalam benak Gita untuk aktif memanfaatkan channel Youtube-nya dengan membagikan vlog inspiratif dari perjalanannya berkuliah di Jerman. Ia ingin mengubah persepsi kebanyakan orang Indonesia yang menganggap bahwa kuliah dan tinggal di luar negeri itu enak.
“Orang-orang di Indonesia masih banyak yang berpikir kalau kuliah di luar negeri itu cuma senang-senangnya doang. Jujur, untuk adaptasi disini aja, aku belajarnya lama banget dan di awal perkuliahan aku sampai bilang sama orangtua supaya aku balik aja ke Indonesia. Benar-benar enggak seperti apa yang ada di benak orang-orang selama ini. Serius,” kata Gita saat ditanyai.
Namun, dibalik perjuangan yang ia jalankan selama berkuliah di Jerman, ia juga merasa resah dengan mulai menurunnya konten media bernuansa edukatif yang dibuat oleh Youtuber dalam negeri. Menurut Gita, tayangan Youtuber Indonesia walaupun berkualitas, sangat disayangkan kalau kontennya hanya berkisar tentang jalan-jalan di luar negeri dan tantangan yang sedang populer. Bahkan tidak sedikit yang menyajikan konten-konten negatif.
Karenanya, selain ingin memenuhi kebutuhan finansial, gadis yang berhasil dinobatkan menjadi perwakilan Indonesia untuk YouTube Creators for Change Fellows tersebut, ingin memberikan pilihan tayangan lain berupa konten-konten positif bernuansa edukatif. Tujuannya sederhana, ia ingin memberikan motivasi kepada anak-anak muda supaya lebih semangat belajar dan lebih awas terhadap negaranya sendiri serta orang lain.

Seperti vlog-vlog pada umumnya, vlog-vlog yang dibuat oleh Gita juga menceritakan kehidupan seseorang di luar negeri. Vlog jalan-jalan, beauty content, dan ulasan produk komersial pun masih mewarnai channel YouTube-nya. Namun yang membuat vlog Gita berbeda adalah justru ia bercerita tentang tantangan-tantangan selama disana. Segmen “Tentang Jerman” misalnya yang menceritakan tantangan kehidupan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di Jerman, mulai dari masalah kuliah, kisaran biaya hidup di Jerman, tentang rasisme, sampai pengalamannya berjilbab di Jerman. Juga segmen “Beropini”-nya yang berisi tentang opini Gita mengenai isu-isu hangat baik di Indonesia maupun di dunia. Tidak ketinggalan pula dengan suara merdunya, Gita membuat channel-nya semakin berwarna dengan video-videonya meng-cover lagu.
Pengalamannya tinggal di Jerman selama kurang lebih lima tahun membuatnya ingin membagikan hal-hal positif dari Jerman yang menurutnya patut ditiru oleh generasi muda Indonesia. Ia ingin berbagi ke semua orang bahwa orang Jerman memiliki mental yang tidak neko-neko. Menurutnya, Orang Jerman adalah orang-orang yang menghargai waktu dan energi yang mereka punya. Sedangkan kebalikannya orang Indonesia, menurutnya memiliki kecenderungan untuk hidup seakan-akan tidak ada masalah, walaupun sebenarnya banyak. Akibatnya, masyarakat kita mudah disibukkan dengan isu-isu yang kurang penting dari isu artis sampai isu agama.
Untuk itu, dengan vlog-vlog yang ia buat, Gita berharap dapat merubah pandangan anak muda Indonesia tentang hal-hal tersebut. Karena baginya, generasi muda inilah yang nantinya akan membangun Indonesia. Ia mencoba masuk ke wilayah itu dan media sosial menurutnya adalah cara yang paling efektif supaya aspirasi dan pendapatnya didengar.
Pertengahan 2017 ini, Gita memutuskan untuk kembali ke Tanah Air dan sedang kebanjiran job sana-sini. Ia menikmati semuanya. Namun begitu, penggemar Utha Likumahuwa itu mengaku tidak punya trik khusus untuk mengatur waktu. Selain aktif membuat konten video dan menulis blog, pun kini Ia telah meliris single-nya yang pertama berjudul “Seandainya” bersama Paulus Partohap. Ia juga telah meluncurkan buku pertamanya. Buku “Rentang Kisah” karya Gita Savitri Devi itu diterbitkan oleh penerbit Gagas Media baru-baru ini pada September 2017. Tidak disangaka bahwa antusias anak-anak muda Indonesia dalam mengapreasiasi karya Gita tersebut sampai berhasil membuat buku pertama Gita masuk ke cetakan ketiganya. Tidak hanya itu, ia pun menjadi pemandu acara rutin di NET TV dalam program acara “Halal Living”.
Menurut Gita, semua itu tidak terlepas dari usaha dan niat. Langkah berproses yang ia jalani pun tidaklah mudah dan itu semua telah mengubah pribadinya. Ia menjadi lebih mengenal diri sendiri, mengenal agamanya, dan memahami untuk apa ia ada di dunia. Karena bagi Gita, hidup bukanlah semata-mata berisi kata ‘aku, aku, dan aku’, melainkan tentang orangtua, orang lain, dan setiap manusia tidak punya alasan untuk tidak mensyukuri semua hal yang sudah Tuhan berikan.
“Kalau ada yang bilang tidak ada hasil yang mengkhianati usaha, aku sepakat. Sekarang ini aku memang super hektik banget, sampai waktu tidurku sempitnya minta ampun. Tapi Alhamdulillah, aku ngejalaninya nyaman dan ikhlas, tambah lagi pengalaman yang aku dapatkan adalah hal-hal baru dan aku sangat banyak belajar dari itu semua. Lagi dan lagi, terus dan terus. Syukur dan ikhlas itu penting,” tambah Gita.
Redaktur Tulisan: Maya Andani